KETIK, JAKARTA – Banyak cara dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Mulai dari teknologi kedokteran hingga cara-cara nonmedis atau mitos. Pada momen ini sangat mendebarkan.
Impian Anda memiliki bayi dengan jenis kelamin sesuai harapan telah terwujud. Tidak jarang pula, ekspektasi meleset lantaran hasil ultrasonografi (USG) tidak sesuai kenyataan.
Mayoritas wanita hamil di Indonesia menggunakan USG untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Mengutip Baby Center, ada banyak cara untuk mengetahui jenis kelamin, tergantung teknologi yang dimiliki rumah sakit. Berikut info untuk Anda:
IVF
Pengujian genetik praimplantasi selama in vitro fertilization (IVF) hampir 100 persen jenis kelamin akurat. Dalam pengujian ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui kelainan genetik atau kromosom serta jenis kelamin.
Akan membingungkan ketika hasil pengujian menunjukkan ada dua jenis kelamin. Inilah yang menyulitkan orang tua, untuk mengetahui calon jenis kelamin generasi penerus.
NIPT
Opsi berikutnya adalah tes prenatal noninvasif atau biasa disebut dengan noninvasive prenatal testing (NIPT). Biasanya, dalam tes ini baru bisa dilakukan pada usia kehamilan 10 minggu. Fungsinya untuk mendeteksi down syndrome dan kondisi kromosom lainnya.
NIPT dapat digunakan untuk menentukan apakah di dalam rahim bayi laki-laki atau perempuan. Anda bisa mengetahui hasilnya setelah beberapa minggu ke depan.
CVS
Ada cara lain yang kerap dipilih ibu hamil untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Chorionic villus sampling (CVS) untuk mengetahui bayi memiliki kelainan genetik atau kelainan kromosom.
CVS biasanya dilakukan pada usia kehamilan 10 hingga 13 minggu. Biasanya dapat diketahui jenis kelamin bayi dalam satu atau dua hari usai pengujian. Prosedurnya melibatkan pengambilan sel dari plasenta untuk dilakukan uji lab untuk analisis genetik.
Wanita yang tidak memiliki masalah genetik dan kromosom tidak memiliki CVS. Tetapi risiko kegugurannya sangat kecil.
Amniosentesis
Pengujian ini mirip dengan CVS. Yakni untuk mendeteksi cacat lahir dan kelainan kromosom misalnya down syndrome.
Bedanya prosedur ini dilakukan pada usia kehamilan antara 15 hingga 20 minggu. Tes ini dapat diketahui jenis kelamin bayi dalam beberapa hari setelah pengujian.
Amnio hanya digunakan untuk wanita yang berisiko tinggi mengalami masalah genetik dan kromosom. Seperti CVS, tes ini bersifat invasif dan memiliki risiko keguguran yang kecil.