KETIK, JAKARTA – Beberapa minggu belakangan, film Oppenheimer meledak. Film berdurasi panjang 3 jam dan 9 menit ini bercerita tentang kehidupan J. Robert Oppenheimer seseorang fisikawan terkenal dan penggagas bom atom.
Film itu diangkat dari buku karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin yang berjudul American Prometheus.
Oppenheimer disutradarai oleh Christopher Nolan yang juga merupakan sutradara film berjudul Dunkirk yang dibintangi oleh Harry Styles.
Kembali pada film Oppenheimer. Bom atom penemuan Oppenheimer dijatuhkan dan meluluhlantakkan dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.
Jepang kemudian menyerah 14 Agustus 1945 dan PD II dinyatakan berakhir. Namun sebenarnya, PD III hampir meledak tahun 1962.
Saat sejumlah kapal perang Angkatan Laut (AL) Uni Soviet (sekarang Rusia) yang membawa hulu ledak nuklir berhadapan dengan dengan AL AS di perairan Karibia dekat Negara Kuba.
Kejadian ini disebut dengan krisis Kuba. Negara Kuba sendiri dianggap musuh AS, setelah Fidel Castro tahun 1961 berhasil menggulingkan Rezim Fulgencio Batista yang didukung oleh Amerika.
Begitu naik jadi pemimpin, Castro kemudian menasionalisasi seluruh perusahaan Amerika yang ada di Kuba. Jadilah Kuba musuh Amerika.
Keadaan itu dimanfaatkan Uni Soviet yang mencoba mengirimkan senjata nuklir mereka ke Kuba, yang jaraknya kurang dari 150 kilometer dari Florida.
Di Awal krisis Kuba, Presiden AS waktu itu, John F Kennedy dan Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev berkeras tidak akan menarik pasukan mereka. PD III di depan mata.
Krisis ini berlangsung selama 13 hari, tapi beberapa saat jelang baku tembak, krisis ini kemudian berakhir, setelah Uni Soviet melalui Menlu Andrey Gromyco mengumumkan pembatalan pengiriman rudal berhulu nuklir ke Kuba, armadanya berbelok balik ke Uni Soviet.
Kennedy bangga bukan kepalang, dia bilang AS memang super kuat dan menyebut Uni Soviet sebagai “chiken out“.
Chicken out memiliki makna to decide not to do something because one is afraid. Di Amerika Serikat dulu, jika anak muda saling unjuk jago, mereka akan saling berhadapan antara dua mobil untuk adu banteng.
Sama-sama ngebut menantang adrenalin. Mereka siap untuk melakukan tabrakan maut. Tapi, siapa yang membelokan mobilnya ke arah kanan dan kiri alias menghindar, disebut chicken out.
Berbeda dengan jagoan sekarang. Bukan adu banteng menggunakan mobil, tetapi adu cepat seperti di film Fast and Furious.
Pengamat Geopolitik, Tulus Sugiharto merangkum semua poin penting dalam film tersebut. Termasuk ungkapan Kennedy kepada Uni Soviet.
Di Indonesia, chicken out menggambarkan karakter para politisi. Siapa chicken out di dunia politik?
Ia memberikan contoh. Perjuangan di persidangan antara serikat buruh dan pemerintah soal uji formal omnibus law. Di mana mengundang Dr Rizal Ramli sebagai ahli.
Pada sidang itu, Rizal Ramli tampil berani menguak dampak buruk omnibus law bagi bangsa dan terutama bagi kelas pekerja.
Namun Rizal Ramli kecewa, lantaran ketidakhadiran Anwar Usman, Ketua Hakim Mahkamah pada sidang uji materi atau judicial review UU Omnibus Law (27/7) lalu.
Padahal, sebelum sidang dimulai, papan nama Anwar Usman terpampang di deretan meja para Hakim MK. Namun, beberapa menit jelang persidangan, diganti Saldi Isra.
"Dua kasus di atas, kalau ibarat adu banteng tadi, menurut loe siapa yang chiken out?," tanya Tulus, Jumat (4/8/2023).
Tulus mengatakan, Rizal memang muda lagi, tapi semua pikiran dan tenaganya untuk para anak muda.
"Dia mikirin masa depan kalian para native digital," tandasnya.
Tulus kerap mengatakan pada sahabatnya tersebut. Seharusnya Rizal Ramli sudah cukup berjuang.
"Mending jalan-jalan lihat El Malecon di Kuba, kaya di film Fast and Furious. Tahu dia jawab apa? Dia ambil dari liriknya Closer-The Chainsmokers. We ain't ever getting older. No we ain't ever getting older. Kita tidak pernah bertambah tua. Tidak, kita tidak pernah bertambah tua, apalagi berjuang untuk rakyat. Gila, Bang RR, dia siap adu banteng. Dia tahu akibat buruk jika adu banteng itu terjadi. Tapi, dia bukan tipe chicken out," kata Tulus.
Rizal Ramli seperti jagoan. Lantang berbicara soal perbaikan ekonomi, kesejahteraan bagi buruh, minta harga BBM, listrik dan lainnya diturunkan. Tapi jangan salah, banyak yang mengecam perkataannya.
"Memang sih kelasnya ada yang sekelas buzzerRp yang argumennya nggak ada, tapi juga ada pejabat negara yang menentang pendapatnya. Ada menteri yang bilang, utang luar negeri kita mah aman. Bang RR nantang debat terbuka soal itu. Tapi, nggak pernah keduanya berhadapan secara terbuka di media, 'adu banteng' live? kagak pernah," katanya.
Tulus kilas balik. Ia memberi contoh AS dan Kuba kembali bersahabat setelah pada 17 Desember 2014, Barack Obama mengumumkan perbaikan hubungan dengan Kuba yang dipimpin Raul Castro adik dari Fidel Castro.
Maka, tak heran kalau kemudian salah satu lagu favorit Obama berjudul Havana yang dinyanyikan Camila Cabello.
"Beda sama Obama, Bang RR belum bisa damai sama pemimpin yang dianggapnya nggak perhatiin nasib buruh misalnya, dalam kasus omnibus law tadi," tuntasnya.(*)