KETIK, SURABAYA – Hasil imbang yang terjadi pada laga Persebaya melawan Persis Solo menjadi kekecewaan tersendiri bagi suporter Persebaya Bonek Mania. Suporter Persebaya menilai materi pemain yang dimiliki tim kesayangannya itu tak memiliki kualitas pemain Liga 1.
"Selama ini kita lihat pemain lokal yang dimiliki Persebaya kualitasnya nggak ada yang setara dengan pemain Liga 1, sehingga pemain lokal Persebaya tidak layak bermain di Liga 1," ucap salah satu pentolan Bonek Revolution, Arif Harmoko, Kamis (14/12/2023).
Arif mengatakan dengan materi pemain yang tidak layak bermain di Liga 1, hal ini menunjukkan seakan-akan Azrul Ananda sebagai Presiden Klub hanya mencari keuntungan saja dari Bonek. "Kita lihat tiket pertandingan kandang Persebaya paling mahal dibandingkan klub liga 1 lainnya, belum lagi merchandise yang mahal, ini membuat kesan cari untung ke bonek sangat terlihat," bebernya.
Arif mengakui setiap usaha memang membutuhkan untung, namun untuk sepak bola jangan terlalu mencolok dalam mencari untung. "Setidaknya perbaiki tim biar lebih baik lagi, pilih pemain berkualitas jangan pilih pemain asal dan tidak layak main di Liga 1," ucapnya.
Arif menyebut jangan bergantung dengan 1 atau 2 pemain saja di dalam satu tim. "Karena ini sepak bola, jangan cuman andalkan Bruno saja, tapi pemain lain juga harus memiliki kualitas yang bagus," terangnya.
Saat disinggung apa yang harus dilakukan untuk membenahi tim, Arif berharap harus ada perombakan manajemen. "Selama ini Azrul Ananda hanya menggunakan manajemen yang tidak mengerti sepak bola, menggunakan manajemen yang fokus di basket saja. Ini harus diubah," terangnya.
Arif berharap Persebaya terus bisa membenahi performa tim untuk bisa meraih kemenangan disetiap pertandingan. "Semoga tidak terdegradasi itu sudah cukup," bebernya.
Sebelumnya, usai ditahan imbang oleh Persis Solo, Suporter Persebaya atau Bonek menggeruduk kawasan Mixzone sambil meneriakkan Yahya Out. Aksi ini buntut hasil buruk Persebaya dibeberapa pertandingan yang hanya meraih dua hasil seri dan satu kekalahan. (*)
