KETIK, SURABAYA – Meskipun jalan tertatih-tatih tidak membuat Hardjo Mislan, veteran perang kemerdekaan, surut semangatnya untuk menunaikan ibadah haji. Kakek berusia 109 tahun dari Kabupaten Ponorogo ini terlihat sangat bersemangat ingin menunaikan haji ini. Setelah tujuh tahun lalu ia menjalankan ibadah umroh, semangat ingin melihat kembali Kakbah kembali menggelora.
"Ketika saya sampai di rumah sepulang umroh, saya mantapkan niat untuk mendaftar haji 4 tahun lalu tepatnya tahun 2019," ucap Hardjo, Kamis (16/5/2024).
Keinginan tersebut langsung Hardjo sampaikan ke anaknya untuk mendaftar haji. Dirinya bersyukur setelah 5 tahun mendaftar langsung mendapat panggilan untuk berangkat ke tanah suci tahun ini bersama anaknya yang bernama Sirmad, menantu, dan besannya.
Sebagai jamaah haji tertua, Hardjo cukup serius untuk mempersiapkan stamina fisiknya. Setiap hari Miskan juga rajin berolahraga dengan berjalan kaki untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar. Ia juga cukup disiplin menjaga pola makan.
"Ya setiap pagi jalan kaki dari rumah sampai depan jalan kemudian balik lagi. Supaya sehat," jelas Hardjo.
Kakek yang memiliki 7 cucu ini mempunyai resep agar tetap sehat sampai dengan usia 1 abad lebih. Pertama, Miskan rajin melakukan qiyamul lail atau shalat tahajud. Ia juga senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT atas semua yang menimpa dirinya.
“Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani aja. Pasrah terhadap semua ketetapan Gusti. Tidak usah dibuat susah sampai tidak enak maupun tidur,” tutur Miskan berbagi resep sehatnya.
Ia berharap semoga keluarganya senantiasa diberi kesehatan dan diberikan kemampuan juga untuk berhaji ke Baitullah. "Mugi diparingi (semoga diberi, Red) sehat dan panjang umur. Anak cucu dan cicit mudah-mudahan bisa berhaji juga," demikian doa yang Miskan tak putus panjatkan begitupun ketika ia sudah di tanah suci nanti.
Sementara itu Sirmad, anak Miskan yang mendampingi berhaji menjelaskan jika bapaknya dulu adalah anggota pejuang dari kalangan sipil. "Setelah perang usai, Bapak menjadi petani dan pamong desa tetapi sekarang sudah tidak lagi karena sudah sangat sepuh," ungkap Sirmad.
Sirmad juga menuturkan bapaknya bisa berjalan tanpa tongkat, meskipun terkadang dibantu dengan tongkat dikarenakan faktor usia. "Ya karena sepuh pakai tongkat. Tapi juga bisa jalan tanpa tongkat," imbuhnya.
Tak ada yang tak mungkin, meskipun kondisi sang ayah sudah sangat sepuh, Sirmad tak putus doa dan berharap mereka sekeluarga dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke tanah air dengan selamat. (*)