KETIK, PACITAN – Di Desa Sanggrahan, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jawa Timur semarak Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-79 dirayakan dengan begitu gereget.
Di sana, pemerintah desa (Pemdes) setempat menggelar lomba meringkus tupai nakal sebagai bentuk pengendalian hama. Sekaligus euforia untuk merayakan bulan kemerdekaan Indonesia.
Kepala Desa Sanggrahan, Sutarno, mengatakan ide ini bermula dari keresahan soal maraknya tupai yang merusak panen pertanian warga setempat.
Bajing itu, sebut Kades Sutarno, kala populasinya tak terkendali, mereka dapat merusak tanaman pertanian warga.
Tupai-tupai tersebut seringkali merusak buah durian, kakao, maupun kelapa yang masih berada di pohon, sehingga merugikan para petani. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun belum membuahkan hasil yang signifikan.
"Itu buahnya habis diembat tupai. Memang hama tupai ini sangat meresahkan, sudah berapa banyak kelapa yang dimakan, belum kakao, durian panenan warga juga," ceritanya kepada Ketik.co.id, Minggu (4/8/2024).
Tempo itu, warga setempat pasrah, pun hanya mengandalkan penghobi pemburu tupai sekitar maupun wilayah lain untuk meberantas hama.
Kendati melihat peluang itu, Kades Sutarno meminta agar para pencari hunter itu mencoba menggelar lomba. Dari situlah awal mula perlombaan ini dilaksanakan.
"Lomba berburu tupai ini adalah salah satu cara yang kami lakukan untuk mengendalikan populasi tupai di desa kami. Selain itu, lomba ini juga menjadi ajang hiburan bagi masyarakat dalam rangka memeriahkan HUT RI," jelasnya.
Para peserta lomba tengah berfoto bersama setelah acara penukaran poin selesai. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Di lain lokasi, Ketua Panitia Lomba, Heru Purnomo, mengatakan antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Informasinya, ada 60-an peserta yang mengikuti perlombaan.
"Ini tak dipungut biaya pendaftaran, namun terbatas khusus warga desa setempat," ujarnya.
Digelar selama dua hari, mulai tanggal 3 hingga 4 Agustus 2024. Para peserta diperbolehkan menggunakan peralatan sederhana seperti jaring dan perangkap untuk menangkap tupai.
Senapan angin plus teropong juga tak dilarang.
"Yang terpenting adalah wilayah perburuannya, jangan sampai keluar dari Desa Sanggrahan," imbuhnya.
Tiap ekor tupai yang berhasil ditangkap akan ditukar dengan uang sebesar Rp5 ribu rupiah oleh panitia. Pemenang lomba akan ditentukan berdasarkan jumlah tupai yang sukses dibekuk.
"Lomba berburu tupai tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga," ungkapnya.
Pemdes Sanggrahan berharap lomba berburu tupai ini dapat menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh warga.
Di samping sebagai sarana hiburan, lomba ini juga diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi permasalahan hama tupai di wilayah setempat. (*)