KETIK, SURABAYA – Memiliki keterbatasan, bukan berarti menjadi penghalang untuk berkreasi menghasilkan suatu karya. Hal ini dibuktikan oleh puluhan siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAC Surabaya.
Anak-anak istimewa ini ternyata bisa membuat kerajinan batik eco print. Eco print sendiri adalah teknik cetak yang menggunakan bahan-bahan alami untuk membuat pola pada kain, kertas, atau media lain.
Untuk batik ecoprint kali ini bahan yang digunakan adalah kain katun prinis dan aneka macam dedaunan. Para siswa SLB YPAC Surabaya ini terlihat sangat antusias mengikuti proses pembuatan batik ecoprint. Mereka terlihat menata daun dengan hati-hati diatas kain.
Setelah ditata, kain kemudian ditutup plastik hitam, kemudian digulung menggunakan pipa paralon. Setelah itu pipa paralon dilepas dan kain dilipat hingga menjadi kecil lalu siap untuk disteam.
Kepala Sekolah SLB YPAC Surabaya, Isrumela mengatakan kain batik eco print yang dibuat oleh anak-anak istimewa ini nantinya akan digunakan untuk seragam sekolah. Kegiatan ini memang sudah menjadi kegiatan rutin, selain untuk sarana berkreasi, membuat batik eco print ini juga sangat baik untuk melatik syaraf motorik mereka.
Puluhan siswa SLB YPAC Surabaya dibantu orang tua dan guru terlihat bersemangat membuat batik ecoprint. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
"Kegiatan ini memang sudah bertujuan sebagai salah satu terapi bagi para anak-anak. Dengan membuat batik ini akan melatih syaraf motorik mereka," jelas Isrumela, 29 Agustus 2024.
Isrumela menambahkan selain dibuat untuk dipakai sendiri, batik ecoprint ini juga ada yang dijual di beberapa e-commerce. Banyak orang yang tertarik dengan batik karya anak-anak istimewa ini. Hal ini menggambarkan semangat mereka yang besar untuk terus berkreasi walaupun memiliki keterbatasan.
"Batiknya anak-anak ini sudah banyak ikut pameran, dan juga ada yang dijual di e-commerce. Banyak kok peminatnya," tambahnya.
Salah satu siswa SLB YPAC Surabaya, Dafa mengaku sangat antusias dan senang dirinya bisa ikut membuat batik ecoprint bersama guru dan teman-teman. Walaupun ini adalah pengalaman pertamanya namun dengan bantuan dari para guru yang sabar memberikan pengarahan, dirinya bisa membuat batik ecoprint.
"Ini baru pertama kali, senang sekali menata daun-daun dibantu guru," paparnya.
Sementara itu, fasilitator sekolah penggerak angkatan 2 dari Kemendikbudristek, Prof Qomariyatus Sholihah menuturkan jika program-program yang dilakukan oleh SLB YPAC Surabaya dalam pengembangan murid-muridnya sudah sangat baik. Apalagi didukung dengan penerapan kurikulum merdeka yang melatih anak berdasarkan kecakapan dan keahliannya.
"Melatih anak berkebutuhan khusus tentunya memiliki tantangan tersendiri, oleh sebab itu apa yang diterapkan oleh SLB YPAC sudah sangat baik," pungkasnya.(*)