KETIK, ACEH BARAT DAYA – Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) I akan menangani saluran irigasi untuk mengairi ratusan hektare sawah yang jebol di Kemukiman Babah Lhok, Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh.
Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Abdya, Sunawardi pada Minggu, 8 September 2024, menanggapi berita Ketik.co.id dengan judul Irigasi Jebol, 300 Hektare Sawah di Abdya Terancam Kering.
Berdasarkan aturan, katanya, saluran irigasi yang memasok air untuk lahan persawahan dengan luas sekitar 300 hektare di Kecamatan Blangpidie dan Kecamatan Setia tersebut di bawah kendali BWSS 1.
"Secara kewenangan, ini wilayah BWSS 1. Langkah yang sudah dilakukan menyurati balai, konfirmasi ditangani secara permanen 2025," ujar Sunawardi.
Sebagai penanganan sementara dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya, pihak terkait telah membuat saluran darurat guna untuk mencukupi kebutuhan air di area persawahan milik petani.
"Membuat saluran darurat untuk kebutuhan air sawah pada musim tanam ini," sebut Sunawardi.
Sebelumnya diberitakan, akibat jebolnya saluran irigasi di Kemukiman Babah Lhok, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Abdya, Aceh, jebol. Akibatnya, 300 hektare lahan sawah milik petani terancam kering.
Walaupun diketahui tanggul irigasi tepatnya di jalan menuju Kodim 0110/Abdya telah rusak selama 2 tahun, namun tak kunjung diperbaiki secara permanen. Sehingga, saluran irigasi tersebut tak bisa bisa dialiri air.
Selama ini disebutkan bahwa, pihak terkait belum pernah melakukan perbaikan terhadap tanggul yang jebol, hanya diperbaiki oleh petani secara sukarela dan bersifat sementara.
Kejadian ini, berdampak pada pasokan air yang tidak maksimal untuk mengairi area persawahan milik petani. Selain area persawahan di Blangpidie, ternyata dampak tersebut juga dialami sebagian area persawahan di Kecamatan Setia.
Para petani berharap agar instansi terkait dapat segera memperbaiki tanggul irigasi yang jebol secara permanen, sehingga area persawahan dapat dialiri air dengan maksimal.
Apabila tidak dilakukan perbaikan, maka tentu akan menyulitkan petani saat mengaliri area persawahan yang diperkirakan secara keseluruhan sekitar 300 hektare.
Terlebih saat ini, petani mulai melakukan penggarapan lahan pertanian, sehingga pasokan air dari saluran irigasi sangat dibutuhkan untuk proses pembajakan dan penanaman bibit padi. (*)