KETIK, BATU – Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada sapi kembali ditemukan di Kota Batu. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatat ada 3 kasus baru yang ditemukan.
Tiga kasus tersebut adalah ternak sapi yang belum pernah vaksin. Kemudian ada sapi baru lahir yang terkena.
"Karena kalau sudah divaksin sebelumnya, itu aman. Tetapi kan pedagang sapi banyak yang memasukkan sapi dari luar kota. Contohnya di Pendem kemarin, itu ambil dari Pujon, lalu mati," ucapa Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto, Jumat 3 Januari 2024.
Menurut Heru, meskipun kemarin hanya tercatat 3 kasus PMK di Kota Batu. Tetapi penyebaran virus sangat cepat, melalui udara, sama seperti Covid-19.
Ia menyebutkan, populasi terbanyak sapi ternak di Kota Batu terdapat di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji dan Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu.
"Kita mulai 2022 sudah ada wabah PMK ini, biasanya bisa tuntas itu 40 tahun. Nah kalau yang di Batu sendiri, yang sudah divaksin sebelumnya insyaallah enggak ada masalah," ujarnya.
Untuk mencegah penyebaran PMK, Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Batu akan menggencarkan kembali vaksinasi. Heru menjelaskan, pihaknya masih akan membahas vaksinasi tersebut.
Dikatakannya, mulai 2022 sampai dengan Mei 2024 pengadaan Vaksin idicover APBN. Mulai dari vaksinnya, obat-obatan hingga biaya BOP. Tetapi setelah itu tidak ada.
"Apakah nantinya vaksin menggunakan dana BTT atau apa. Soalnya kembali lagi, dari APBN kan gak dapat," jelas Heru.
Lebih lanjut, Heru menyampaikan, di Kota Batu, sapi potong ada 2.535 ekor, sapi perah ada 8.535, kambing ada 8.832, domba ada 7.190, babi 190. Semua hewan ternak tersebut berkuku belah yang berpotensi terkena PMK.
"Jumlah yang kena PMK per 30 Desember 2024 kemarin ada 3, itu di Pendem dan Pesanggrahan. Yang sudah divaksinasi saya lupa datanya. Intinya, yang sudah vaksinasi kemarin itu gak ada masalah," tegasnya.(*)