KETIK, JAKARTA – Sebanyak 1.980 personel diterjunkan untuk mengamankan pertandingan Indonesia kontra Thailand dalam laga Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Hari ini, Kamis (29/12/2022) pukul 16.30 WIB.
Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops) Irjen Pol, Agung Setya mengatakan personel gabungan tersebut terdiri dari anggota Polri, TNI, Satpol PP, Pemadam Kebakaran hingga petugas kesehatan.
"Untuk pengamanan kami siapkan 1.980 petugas Pam Polri dng TNI dan Satpol PP, damkar dan kesehatan," kata Agung.
Ia menjelaskan pengamanan dari petugas kepolisian berada di zona dua di luar lapangan, sedangkan untuk pengamanan di dalam zona satu mulai dari lapangan hijau sampai dengan tribun dan pintu masuk disiapkan 500 steward.
Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pertandingan Piala AFF pada tanggal 23 Desember yang lalu, jumlah penonton masih dibatasi belum bisa 100 persen. Diketahui kapasitas Stadion GBK bisa menampung 77.193 orang.
"Hari ini penonton yang dapat masuk Stadion GBK 50.000 orang," kata Agung. Ia pun meminta kepada para penonton untuk tertib selama menonton duel tim asuhan Shin Tae Yong melawan Thailand itu.
"Sehingga dapat dinikmati pertandingan hari ini," kata Agung.
Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pengamanan pertandingan sepak bola, di antaranya pindai (scan) tiket penonton yang terlalu lama dan penonton yang duduk tidak sesuai tiketnya.
Terkait scan tiket penonton, kata dia, terjadi antrean penonton di pintu masuk sementara di lapangan sudah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal itu disebabkan oleh masalah pada mesin tiketing. Padahal kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah di lapangan.
"Saat scan tiket ini bisa ditambah petugasnya, jangan satu dua orang, kalau bisa 10 petugas," ujarnya.
Catatan lainnya terkait peran steward di dalam stadion yang bertugas mengarahkan penonton atau suporter untuk duduk di kursi yang sesuai dengan tiket. Karena, penonton yang duduk tidak sesuai dengan tiket berpotensi menimbulkan ketidaktertiban.
"Steward di dalam stadion juga harus memahami tugasnya, tidak boleh menonton pertandingan, menghadapnya ke penonton untuk memastikan tidak ada potensi gangguan keamanan," ujarnya lagi.
Yang terpenting, kata Agung, adalah Safety and Security Officer (SSO) benar-benar berkoordinasi dengan steward dan kepolisian yang berada di zona dua, dengan memberikan informasi yang akurat terkait situasi di dalam stadion ke petugas kepolisian.
"Jangan sampai ada bakar-bakaran (dalam stadion), tapi oleh SSO masih dianggap aman," ujar dia.
Agung juga mengingatkan terhadap seluruh personel kepolisian yang bertugas mengamankan pertandingan sepak bola untuk tidak membawa gas air mata atau alat pengurai massa. "Di dalam stadion tidak boleh ada gas air mata," katanya lagi.
Agung menegasakan untuk mencapai tujuan membangun sepak bola yang bisa dinikmati, menyenangkan dan menghidupkan berbagai sendi. Salah satunya, UMKM, tentunya perlu untuk terus disempurnakan.
"Ingat, ini pertandingan internasional," kata Agung.(*)