KETIK, BANDUNG – Komunitas Youth Bedas Creative, sekumpulan pemuda yang peduli dengan tata kota Soreang, pusat pemerintahan Kabupaten Bandung, mencurahkan gagasan mengenai Soreang saat ini dan di masa depan.
Ketua Youth Bedas Creative, Fitra Lingga Muslim menyatakan, pihaknya ingin Soreang lebih layak lagi, tidak semrawut, menjadi sebuah kota yang maju dan modern, tanpa harus meninggalkan budaya dan kearifan lokalnya.
"Ironisnya, kondisi Soreang saat ini memerlukan perhatian semua pihak, karena masih banyak hal yang harus dibenahi. Utamanya infrasruktur dasar, berikut sarana prasarana penunjangnya juga fasilitas- fasilitas sosial, ekonomi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, baik yang formal maupun vokasional," ungkap Fitra, saat Sosialisasi Program Kerja Youth Bedas Creative di Taman Kopo Katapang, Rabu (12/4/2023).
Seperti kondisi jalan yang perlu pembenahan di sekitaran Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Bandung, baik di Jalan Soreang, Al Fathu maupun Jalan Gading Tutuka.
Saat musim hujan, kondisi jalan utama Soreang masih banyak ditemukan beberapa titik genangan air, bahkan banyak terjadi banjir cileuncang (banjir sesaat) akibat meluapnya air dari drainase ke badan jalan.
"Banjr di jalan-jalan utama Soreang ini belum teratasi sejak lama, sehingga menganggu para pengendara bermotor. Ada juga drainase yang sudah roboh di jalur Jalan Soreang," beber Fitra.
Di atas trotoar, ditemukan bolongan-bolongan bak kontrol, yang belum tertutupi sejak lama, yang sangat membahayakan bagi pejalan kaki terlebih di malam hari. Masih persoalan trotoar, para pedagang kaki lima banyak yang mangkal menutupi akses trotoar jalan.Diperparah pula dengan tidak adanya tempat parkir yang refresentatif.
"Termasuk persoalan sampah, yang lambat penanganannya dikarenakan tong-tong sampah tidak tersedia dengan baik. Jadi, sungguh disayangkan apabila kesan kumuh masih menutupi wajah Soreang sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota Kabupaten Bandung," ungkap Fitra.
Ketua Youth Bedas Creative, Fitra Lingga Muslim (kiri) saat sosialisasi program kerja di Taman Kopo Katapang, Kab Bandung. (Foto: Iwa/Ketik.co.id)
Sebagai warga masyakat Kabupaten Bandung, kata Fitra, pihaknya sangat berharap Soreang mampu tampil lebih elegan. Menjadi salah satu wilayah yang memiliki tata kota mumpuni.
Fitra menunjuk contoh kondisi Lapangan Upakarti Soreang yang tidak banyak berubah sejak tahun 1990-an. Padahal, kata dia, Lapang Upakarti merupakan salah satu icon fasilitas yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung.
"Lapang Upakarti ini banyak dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Bandung. Bukan sekedar untuk lapangan upacara saja, tapi juga berolahraga dan rekreasi ringan murah meriah," tuturnya.
Youth Bedas Creative ingin Soreang dibenahi. Sehingga para pelancong pandangannya dipuaskan dengan indahnya alam Soreang dilengkapi dengan tata kota yang rapih dan bersih.
"Di sektor ekonomi, para investor pun makin tertarik untuk menanamkan modalnya dengan potensi yang dimiliki Soreang. Apalagi dengan adanya Jalan Tol Soroja yang terus berkembang pesat pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," tandas Fitra.
Sebagai generasi muda, pihaknya pun sedikitnya ingin memberikan sumbang saran dan tidak hanya tinggal diam. Konsep pembangunan pentahelix atau multipihak seperti yang didengungkan selama ini lebih dijalankan lagi di mana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, bersatu padu serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi Soreang, dengan tetap mengedepankan kearifan lokal dan bersumber daya lokal.
"Karena Soreang merupakan front face, yang mewakili semua kecamatan dan desa yang ada di Kabupaten Bandung. penataan Kota Metropolis Soreang. Jadi, sudah selayaknya Soreang menjadi wilayah yang paripurna, yang maju dan menjadi salah satu kota metropolitan terbaik di republik ini," pungkas Fitra. (*)