KETIK, SURABAYA – Jawa Timur masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem sampai sepekan ke depan (4-10 November). Hal itu diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikia (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas 1 Juanda dalam rilis resmi kemarin (4/10).
BMKG Kelas 1 Juanda menyebutkan, berdasarkan analisa, kondisi dinamika atmosfer wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem. Itu diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah sekaligus.
BMKG Juanda melanjutkan, hasil analisis dinamika atmosfer wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan. Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 sid +2.5 0C. Hal itu membuat suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut akan mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens. Dan akibatnya dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es," tulis BMKG Kelas 1 Juanda dalam rilis resmi mereka.
Beberapa wilayah patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi. Bencana itu meliputi genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.
Untuk periode 04 - 10 November 2022, beberapa daerah yang berpotensi mengalami dampak tersebut di antaranya adalah : Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kab. Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kab/Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kab/Kota Kediri, Kab/Kota Blitar, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Batu, Kab/Kota Malang, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Lumajang, Jember, Sitobondo, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.(*)
