KETIK, MALANG – Mengawali tahun 2024, Pemerintah Kota Malang membuka kesempatan untuk Ngobrol Mbois Ilkes (Ngombe) bersama warga di Balai Kota Malang. Dalam kegiatan tersebut, warga yang datang turut memberikan keluh kesah untuk ditindaklanjuti oleh Pemkot Malang.
Salah satunya ialah Shintya, perwakilan komunitas yang bekerja di daerah Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang. Ia mengeluhkan selama hampir satu minggu saluran PDAM di kantornya mengalami kebocoran.
"PDAM sering bocor, di Wonokoyo sempat beberapa kali bocor akhirnya aktivitas terganggu hingga kami pindah tempat ke Bakorwil. Ada sekitar satu mingguan," keluh Shintya pada Selasa (2/1/2024).
Tak hanya Shintya, salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Adi Hafiz Wahyu Nugroho juga menyampaikan keluhannya. Ia meminta mahasiswa dapat dilibatkan dalam program-program yang dilaksanakan Pemkot Malang.
"Kota Malang kan Kota Pelajar, kami menuntut ilmu di Malang hasilnya apa. Apakah ada program yang menuju ke pelajar, mahasiswa secara langsung dari Pemkot Malang, misal memasukkan ke proyeknya. Ini bisa jadi solusi karena endingnya mahasiswa ya mencari kerja," ucap Adi.
Adi juga menginginkan Pemkot Malang dapat mengembalikan citra sebagai kota yang asri dan rimbun. Menurutnya Pemkot Malang dapat berkolaborasi dengan mahasiswa untuk mencari langkah strategis.
"Terkait pengembangan citra Kota Malang, orang kalau pertama kali ke sini langsung beranggapan kota pelajar, kota yang indah. Tapi saat sharing sama alumni, Kota Malang sekarang sudah berbeda, dulu rindang dan indah," lanjut Adi.
"Citra Kota Malang ini ayo dikembalikan bagaimana langkah yang strategis. Termasuk partisipasi mahasiswa dibangkitkan lagi untuk sama-sama bisa membangun Kota Malang," tambahnya.
Sementara itu Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan dalam program Ngombe tersebut akan ditampung oleh OPD terkait. Ia berharap melalui program tersebut uneg-uneg masyarakat dapat tersampaikan.
"Setelah OPD kumpul seusai apel, saya menerima semua masyarakat yang ingin bertemu untuk menyampaikan uneg-unegnya. Kemudian saya mencoba mencari solusi, jadi paling tidak aspirasi atau keluhan itu tersampaikan. Jadi mereka (masyarakat) juga sudah puas karena bisa langsung saya terima. Harapannya nanti bisa lebih memuaskan masyarakat," ujar Wahyu.
Menanggapi keluhan dari Adi Hafid, ia menjelaskan selama ini Pemkot Malang telah melibatkan perguruan tinggi dalam tiap program. Kemampuan mahasiswa dan perguruan tinggi khususnya dalam kajian-kajiannya, sangat dibutuhkan untuk pertimbangan kebijakan yang diambil.
"Perguruan Tinggi selalu kerjasama dengan Pemkot Malang. Kerjasama ini banyak memberikan fasilitas dan pemikiran yang diberikan ke kami," jelasnya.
Tak hanya itu, Pemkot Malang juga berupaya untuk mengembalikan citra sebagai kota yang sejuk. Akan tetapi antara ketersediaan lahan serta pertumbuhan penduduk perlu menjadi pertimbangan. Terlebih semakin banyak mahasiswa yang berdatangan ke Kota Malang untuk menempuh pendidikan.
"Kita berupaya bisa mengembalikan Kota Malang seperti dulu tapi banyak pertimbangan. Dari lahannya, area yang tersedia masih dihitung. Perkembangan masyarakat sudah banyak, mahasiswa banyak datang ke Kota Malang, dan ketersediaan lahan juga terbatas harus kita atur. Kita akan tetap mengembalikan Kota Malang jadi asri, adem, dan sebagainya," tambahnya.
Wahyu meremcanakan untuk melanjutkan program tersebut dengan mendatangi masyarakat secara langsung di tiap kecamatan.
"Selama satu bulan ini akan saya lihat. Mungkin dalam bulan depan kita akan atur jadwal untuk menemui masyarakat di masing-masing kecamatan. Kita juga akan apel bersama OPD di kecamatan tersebut, supaya ikut datang ke kecamatan. Setelah apel kita akan langsung terima aspirasi dari masyarakat, akan kita coba bulan depan," tambahnya.(*)