KETIK, MALANG – Sekelompok warga yang diwakili oleh Indrawanto, Ketua RW 6 Kelurahan Gading Kasri sambangi Balai Kota Malang, Selasa, (23/1/2023). Kedatangan warga tersebut untuk mengeluhkan persoalan banjir yang kerap terjadi di wilayahnya, terutama Galunggung.
Indrawanto menjelaskan, salah satu penyebabnya ialah permasalahan jacking yang tak kunjung selesai sejak tahun 2013. Masyarakat merasa jenuh sebab setiap hujan dengan intensitas tinggi, wilayahnya selalu terdampak banjir.
"Awal koordinasi itu pelaksanaan jacking pakai sistem bor. Tidak tahu waktu itu niru Jepang atau Cina. Tapi pelaksanaannya waktu itu pakai sistem garuk kalau orang Jawa bilangnya dipacul pakai alat berat. Itu saya sudah mikir, kok gini padahal saya juga ikut musyawarah," ujarnya kepada Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
Indra menjelaskan pada 2018 mulai bermasalah dan tak juga terselesaikan. Bahkan saat hujan dengan intensitas tinggi, banyak kotoran yang datang dari daerah lain. Terlebih apabila pintu air di wilayah Sumbersari dibuka, sampah-sampah tersebut akan menumpuk di daerah Galunggung.
"Hujan pertama besar kemarin, banyak sekali kotoran yang datang dari Sumbersari. Kalau pintu air di sana sudah dibuka, sampah numpuk di makam Galunggung, Kaseman. Pak Pj Wali Kota juga sudah ke sana melihat langsung bagaimana kondisi kalau sudah pintunya dibuka," jelasnya.
Terlebih setelah ditelurusi, saluran air yang berada di wilayah Galunggung rupanya mulai menyempit. Bahkan saluran yang berada di area salah satu sekolah di saerah tersebut telah ditutup.
"Mohon koordinasi, dengan sekolah tersebut. Kalau sudah masuk dari Galunggung, sungai makin mengecil sampai di sekolah tadi. Di sana bukan mengecil tapi ditutup. Masyarakat bingung, di Sukun dibenerin gorong-gorongnya tapi kenapa Gading Kasri belum," lanjutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto turut menjelaskan.
Menurutnya selama ini DPUPRPKP Kota Malang telah melakukan normalisasi saluran air. "Kami rutin melakukan normalisasi dengan pengerukan sedimen dan pemeliharaan saluran," jelasnya.
Ia membenarkan, bahwa saat saluran air di Sumbersari dibuka maka menyebabkan luapan air di sana mengalir ke Galunggung. Maka dari itu ia tengah merencanakan pembuatan sudetan di tahun 2024 ini.
"Untuk mengurangi luapan air di Sumbersari, Sigura-gura, yang ke arah Galunggung maka 2024 akan kami buatkan sudetan dari sakuran di depan ITN. Akan kami sudet ke barat ke arah Sigura-gura derah Ubud Hotel, tembus ke Sungai Metro," ujar Dandung.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat turut menambahkan, bahwa Kota Malang telah memiliki masterplan drainase. Namun tak dapat dipungkiri bahwa kontur tanah yang berada di Galunggung juga menjadi penyebab terjadinya banjir dan aliran air yang menuju ke daerah tersebut.
"Salah satunya dengan sudetan itu dari saluran yang ada, kita sudet ke arah sungai Metro. Kita bentuk konturnya, supaya nanti di wilayah yang tinggi itu langsung mengalir sendiri di sungai Metro," ucap Wahyu. (*)