KETIK, SURABAYA – Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2023, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengajak semua pihak harus bergerak bersama untuk mewujudkan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah. Program ini untuk meningkatkan mutu pendidikan guna mencetak generasi emas bangsa Indonesia.
"Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Gubernur tadi, 78 persen dari 4.157 sekolah di Jawa Timur sudah menerapkan implementasi kurikulum merdeka dalam proses belajar mengajar. Angka ini lebih besar dari semua provinsi yang ada di Indonesia," kata Wahid saat ditemui oleh jurnalis Ketik.co.id di Gedung Negara Grahadi, Selasa (2/5/2023).
Wahid menambahkan mengenai evaluasi dunia pendidikan tentu harus terus ditingkatkan. Menurutnya, dunia pendidikan selalu mengalami perubahan yang dinamis sesuai dengan tuntutan zaman. Terutama para guru yang harus meningkatkan kinerjanya agar ada peningkatan dalam memunculkan inovasi di dunia pendidikan.
"Kepada semua guru dan tenaga pendidikan kami selalu tekankan untuk melakukan evaluasi. Perubahan apa yang telah diperbuat selama kurun waktu tertentu seperi 6 bulan atau satu tahun. Jika belum ada perubahan maka saya katakan belum bekerja," tambah Wahid.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur tersebut menjelaskan dalam tiga sasaran dunia pendidikan yang dibangun di Jawa Timur adalah bidang akademik, vokasi dan kewirausahaan, dan karakter. Hal ini penting karena melalui ketiga hal tersebut SDM Indonesia dapat berkembang dan bersaing.
Ia membeberkan, di bidang akademik Jawa Timur menduduki posisi pertama selama 4 tahun berturut-turut sebagai provinsi dengan jumlah siswa diterima di PTN terbanyak. Untuk vokasi dan kewirausahaan terlihat dari pandemi Covid-19, banyak anak-anak SMK yang berwirausaha dan tidak menggantungkan diri pada perusahaan.
"Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran terbuka yang turun drastis sebanyak 6,7 persen pada tahun 2022. Terakhir di bidang karakter banyak siswa kita yang sudah memiliki jiwa profosionalisme seperti contoh siswa SMKN 2 Ponorogo yang sudah diterima bekerja saat masih duduk di kelas 9," pungkas Wahid. (*)