KETIK, SURABAYA – Mendekati tanggal pencoblosan pada 14 Februari 2024, para calon anggota legislatif (caleg) berlomba-lomba meraup simpati calon pemilih. Salah satu cara yang lazim digunakan adalah dengan memasang alat peraga kampanye (APK) berupa baliho di berbagai penjuru kota.
Baliho caleg kian ramai membanjiri berbagai sudut ruang publik. Lazimnya, baliho berisi nama dan nomor urut caleg yang disertai foto terbaik dari caleg tersebut. Namun, cara unik dan kreatif di tempuh oleh musisi dan frontman group band Dewa, Ahmad Dhani Prasetyo.
Maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Gerindra, Dhani –sapaan akrab Ahmad Dhani Prasetyo- justru memasang foto masa kecilnya. Tak hanya itu, di baliho yang berbeda, Dhani juga memasang foto masa remaja, serta foto masa kininya.
Baliho pencalegan Dhani yang seperti dari kebanyakan baliho caleg lainnya, memantik perhatian khalayak. Menurut pengamat politik dari FISIP Unair, Suko Widodo, strategi kampanye yang digunakan Dhani lewat baliho tersebut terbilang kreatif. Hal ini ditunjang dengan modal keartisan Dhani yang sudah berkecimpung di dunia musik selama puluhan tahun.
"Apa lagi yang memiliki ketenaran atau keterkenalan yang besar seperti Ahmad Dhani, saya rasa tidak ada masalah jika menggunakan foto kecil hingga dewasa," ucap Suko saat dihubungi Ketik.co.id, Jumat (12/01/2024).
Meski demikian, secara umum, Suko meragukan efektivitas baliho caleg untuk meraup suara di Pemilu 2024.
"Itu sah-sah saja, sebagai bentuk kreatifitas itu masuk, cuman apa efektif apa tidak jika tidak terjun langsung ke dapilnya akan susah dikenali masyarakat," ucapnya.
Foto Ahmad Dhani di masa kini juga terpasang di sudut kota Surabaya, Jumat (12/1/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
"Penggunaan Baliho sebenarnya kurang efektif. Untuk lebih mengenal ke masyarakat atau identitas dari caleg itu tidak hanya bisa disebarkan melalui baliho, namun bisa dengan tatap muka langsung," sambung Suko.
Penggunaan baliho yang kian marak hari-hari ini, dinilai Suko hanya menjadi penanda saja, jika caleg yang bersangkutan maju di dapil tersebut.
Kurang efektifnya baliho karena dinilai hanya sebagai komunikasi satu arah saja atau one way.
Suko menyebut jika caleg tersebut memiliki uang lebih maka pemasangan Baliho ini bosa dilakukan di berbagai tempat di daerah pemilihan (Dapil) dari caleg tersebut. "Tapi juga akan susah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit," jelasnya.
Menurut Suko, kampanye dengan cara tatap muka menjadi salah satu hal yang sangat efektif.
"Jadi bisa mengenal langsung dan mendengarkan cerita langsung warganya," pungkasnya. (*)