KETIK, SURABAYA – Dalam gelaran ASEAN University Games (AUG) XXI (21) Tahun 2024 yang berlangsung di Surabaya-Malang pada 25 Juni-06 Juli 2024 lalu, kontingen Indonesia berhasil meraih prestasi membanggakan dengan menjadi juara umum untuk kesebelas kalinya.
Total kontingen Indonesia berhasil membawa pulang sebanyak 296 medali dengan rincian, 126 emas, 99 perak, dan 71 perunggu. Medali-medali tersebut disumbangkan oleh ratusan atlet Indonesia yang terdiri dari mahasiswa di berbagai universitas.
Salah satunya Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menjadi penyumbang medali terbanyak bagi kontingen Indonesia adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Sebagai kampus yang menjadi basis pendidikan olahraga, tentu hal tersebut tidak mengherankan, karena Unesa telah banyak menelurkan atlet berprestasi.
Total terdapat 25 medali yang berhasil dimenangkan atlet asal Unesa. Terdiri dari 13 emas, 7 perak, dan 5 perunggu
"Dari rekapan yang masuk, atlet Unesa menyumbang total 25 medali untuk Indonesia pada AUG kali ini," ucap Rektor Unesa, Prof Nurhasan.
Hasil perjuangan dan kerja keras para atlet Unesa ini tidak hanya membanggakan lembaga, tetapi juga masyarakat dan negara Indonesia.
Atas capaian membanggakan tersebut, Unesa memberikan sejumlah apresiasi agar bisa menjadi pemicu bagi mahasiswa lain untuk memacu diri dalam mengukir prestasi yang lebih tinggi.
"Mahasiswa ini (atlet) kami beri apresiasi, bisa berupa bonus pembinaan, pembebasan tugas akhir, atau konversi prestasi ke dalam bentuk SKS tertentu, dan sebagainya," tambahnya.
Sementara, Dekan Fakultas Ilmu Keolahrgaan dan Kesehatan (FIKK), Dr. Dwi Cahyo Kartiko, S.Pd., M.Kes., menambahkan, sebagaimana biasanya, Unesa tetap memberikan apresiasi kepada atlet berprestasi sesuai dengan tingkat prestasinya.
Dia menekankan bahwa apresiasi itu nanti disesuaikan dengan kebutuhan atlet yang tentu saja didasarkan pada ketentuan skema apresiasi pada umumnya, seperti bonus, keringanan UKT dan pembebasan skripsi.
"Pembebasan skripsi yang dimaksud tersebut tidak berarti meluluskan mahasiswa atau atlet tanpa melalui prosedur tugas akhir dan ujian. Namun, mereka tetap melalui prosedur tugas akhir, tetapi non-skripsi," pungkasnya.(*)