KETIK, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) telah mengundang tiga pasang Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk menghadiri Sharing Session di Auditorium Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan, Unisma pada Rabu (1/11/2023). Namun, dari ketiga calon, hanya Cawapres Muhaimin Iskandar yang dapat memenuhi undangan tersebut.
Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri pun buka suara. Pihaknya telah menggunakan berbagai cara untuk memastikan ketiga calon dapat hadir. Namun akibat kesibukan para calon, undangan tersebut tak dapat dipenuhi.
"Pak Prabowo dan Gibran dalam kesempatan ini tidak bisa hadir. Sedangkan Pak Ganjar dan Mahfud MD sebelumnya menyampaikan siap hadir tapi kemarin pukul 14.00 WIB menyampaikan tidak bisa hadir," ujar Prof Maskuri usai kegiatan.
Menurutnya, Unisma sebagai lembaga pendidikan telah memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pasang calon. Para calon telah diagendakan untuk memberikan gagasan dan visi-misinya di hadapan ribuan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi 2024 nanti.
"Unisma sebagai lembaga pendidikan akademik memberi ruang yang sama antara bakal Capres dan Cawapres. Mereka kami undang untuk nyampaikan gagasan, ide, visi, misi, terkait persoalan pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan. Supaya pemilih muda bisa tahu gagasan beliau dalam membangun bangsa dan negara," jelasnya.
Sebagai Perguruan Tinggi, Prof Maskuri tetap menjunjung integritas Unisma untuk tetap bersikap netral. Pihaknya tak mempermasalahkan jika hanya Muhaimin Iskandar yang menyanggupi datang di forum untuk membahas isu-isu strategis.
"Menurut saya ini sangat strategis di momentum sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden maka beliau-beliau sudah kita kasih ajang. Masalah datang atau tidak, urusan masing-masing. Tentu Unisma tidak berpihak kepada salah satu di antara bakal calon, semuanya punya kesempatan yang sama," tegas Prof. Maskuri.
Prof Maskuri menegaskan tidak akan mengadakan forum lanjutan terkait Sharing Session bersama Capres dan Cawapres RI.
"Sepertinya tidak ada forum lanjutan. Kalau nanti ada, seolah kita punya keberpihakan satu sama lain. Kalau misalnya hari ini tidak bisa, kemudian diajukan satu hari, kami tidak berkenan. Tetap hari ini karena sejak awal kami sudah sosialisasikan undangan itu dengan hari yang sama. Tidak ada yang diperlakukan istimewa satu sama lain," ujarnya. (*)