KETIK, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) menggelar SDGS School sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Acara ini juga merupakan rangkaian kegiatan menuju SDGs Festival.
SGDs School digelar selama dua hari di Gedung ASEEC Unair pada Rabu dan Kamis, 21-22 Agustus 2024. Kursus intensif ini diikuti oleh 30 peserta terpilih berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif dan pengalaman di bidang SDGs.
Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi (IDI) UNAIR, Prof. M. Miftahussurur menjelaskan bahwa SDGs School merupakan kursus yang fokus pada tata kelola ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Kami ingin mencetak para ahli dan aktivis yang mampu mengimplementasikan dan menginfluence pelaksanaan SDGs, sehingga nantinya mereka dapat berperan penting dalam berbagai sektor," ujar Prof. Miftahussurur dalam keterangannya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Dikatakan Prof. Miftahussurur, Unair sudah berperan aktif dalam pengembangan program World University for Community Development (WUACD). Sehingga menjadi pelopor dalam pengabdian masyarakat bersama universitas-universitas di dunia.
Pada hari pertama, SDGs School fokus pada materi mengenai pilar ekonomi dan hukum. Acara ini diisi Ketua SDGs Center Unair, Bayu Arie dan Dosen Fakultas Hukum Unair, Nilam Andalia. Khusus untuk pilar ekonomi, ada 4 hal yang menjadi fokus pembahasan, yakni research, teaching, stewardship, dan outreach.
“Beberapa contoh kegiatan dan aktivitas yang terkait 4 hal ini, bisa kita berikan dari Unair kepada masyarakat Indonesia terkait dengan ekonomi” ungkap Bayu Arie.
Sementara Nilam Andalia saat membahas tentang pilar hukum menekankan pentingnya pencapaian SDGs ke-16 yang berfokus pada perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat.
"Tanpa adanya aturan yang jelas mengenai keadilan, perdamaian, serta kelembagaan yang mendukung, maka seluruh SDGs tidak akan tercapai dengan baik," jelas Nilam.
Sementara pada hari kedua, pembahasan fokus pada pilar lingkungan dan pilar sosial. Dosen FKP Unair Hakim Zulkarnain dan dosen FIB UNAIR, Rima Firdaus secara bergantian membahas topik tersebut.
Hakim Zulkarnain memaparkan pentingnya upaya konservasi dan perlindungan lingkungan. Sementara Rima Firdaus menekankan betapa krusialnya keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai tujuan SDGs.
"Materi yang saya sampaikan yakni, SDGs 1 tentang kemiskinan, SDGs 2 tentang kelaparan, SDGs 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan, SDGs 4 tentang edukasi, dan SDGs 5 tentang kesetaraan gender," jelas Rima.
Sementara Devi Yunita, salah satu peserta SDGs School mengatakan bahwa keikutsertannya dalam kursus tersebut dapat mendorong keinginannya untuk menerapkan pengetahuan yang ia dapatkan untuk melakukan aksi nyata.
“Saya ingin berkontribusi lebih dalam bidang pendidikan dan kesehatan mental, karena dua hal ini sangat penting dan masih banyak yang perlu dibenahi,” ucap mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Unair tersebut.(*)