KETIK, JAKARTA – UBS sepakat membeli Credit Suisse senilai US$ 3,2 miliar atau setara Rp 49 triliun (kurs Rp 15.340).
Adapun, regulator Swiss memainkan peran penting dalam kesepakatan pada Minggu (18/3/2023) tersebut seiring upaya pemerintah untuk membendung dampak sistemik dari krisis Credit Suisse terhadap perbankan global.
"Dengan pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS, sebuah solusi telah ditemukan untuk mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi Swiss dalam situasi luar biasa ini," kata pernyataan dari Bank Nasional Swiss, yang mencatat bahwa bank sentral bekerja dengan pemerintah Swiss dan Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss untuk menggabungkan dua bank terbesar di negara itu, dikutip dari CNBC International.
Ketentuan kesepakatan akan membuat pemegang saham Credit Suisse menerima 1 saham UBS untuk setiap 22,48 saham Credit Suisse yang mereka miliki.
"Akuisisi ini menarik bagi pemegang saham UBS tetapi mari kita perjelas, sejauh menyangkut Credit Suisse, ini adalah penyelamatan darurat. Kami telah menyusun transaksi yang akan mempertahankan nilai yang tersisa dalam bisnis sambil membatasi eksposur penurunan kami," kata Chairman UBS Colm Kelleher.
Menurut UBS, bank gabungan akan memiliki US$ 5 triliun aset yang diinvestasikan.
"Kami berkomitmen untuk membuat kesepakatan ini sukses besar. Tidak ada pilihan dalam hal ini, "kata Kelleher ketika ditanya dalam konferensi pers apakah bank dapat mundur dari kesepakatan tersebut. "Ini sangat penting untuk struktur keuangan Swiss dan untuk keuangan global."
Bank Nasional Swiss menjanjikan pinjaman hingga 100 miliar franc Swiss (US$ 108 miliar) untuk mendukung pengambilalihan tersebut. Pemerintah Swiss juga memberikan jaminan untuk menanggung kerugian hingga 9 miliar franc Swiss dari aset tertentu di atas ambang batas yang telah ditentukan "untuk mengurangi risiko apa pun bagi UBS.
"Ini adalah solusi komersial dan bukan bailout," kata Karin Keller-Sutter, Menteri Keuangan Swiss, dalam konferensi pers, Minggu.
Menyatukan kedua saingan itu bukannya tanpa perjuangan, tetapi tekanan untuk mencegah krisis sistemik pada akhirnya menang. Menurut sejumlah laporan, UBS awalnya menawarkan untuk membeli Credit Suisse sekitar US$ 1 miliar.
Credit Suisse dilaporkan menolak tawaran itu, dengan alasan itu terlalu rendah dan akan merugikan pemegang saham dan karyawan.
Pada Minggu sore, UBS sedang dalam pembicaraan untuk membeli bank tersebut dengan harga "secara substansial" lebih dari 1 miliar franc Swiss, kata sumber kepada Faber dari CNBC. Dia mengatakan harga kesepakatan meningkat sepanjang negosiasi hari itu.
Credit Suisse kehilangan sekitar 38% simpanannya pada kuartal keempat 2022 dan mengungkapkan dalam laporan tahunannya yang tertunda awal pekan lalu bahwa arus keluar masih belum berbalik. Mereka melaporkan kerugian bersih setahun penuh sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk 2022 dan memperkirakan kerugian "substansial" lebih lanjut pada tahun 2023.
Bank sebelumnya telah mengumumkan perombakan strategis besar-besaran dalam upaya untuk mengatasi masalah kronis ini, dengan CEO saat ini dan veteran Credit Suisse Ulrich Koerner mengambil alih pada Juli.
Adapun, kesepakatan akuisisi itu terjadi setelah Credit Suisse mencatat penurunan mingguan terburuk sejak awal pandemi Covid-19. Kerugian terjadi meskipun ada pinjaman baru hingga 50 miliar franc Swiss (US$ 54 miliar) yang diberikan dari bank sentral Swiss minggu lalu, dalam upaya untuk menghentikan penurunan dan memulihkan kepercayaan di bank.
Berita kesepakatan itu disambut baik oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam sebuah pernyataan.
"Posisi modal dan likuiditas sistem perbankan AS kuat, dan sistem keuangan AS tangguh. Kami telah berhubungan dekat dengan mitra internasional kami untuk mendukung implementasinya," kata mereka.
Credit Suisse telah berjuang melawan serangkaian kerugian dan skandal, dan dalam dua minggu terakhir, sentimen negatif kembali menghampiri seiring dengan bank-bank di AS terhuyung-huyung akibat keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Ketua Credit Suisse Axel Lehmann mengatakan dalam konferensi pers bahwa ketidakstabilan keuangan yang disebabkan oleh bank-bank regional AS yang runtuh memukul bank pada 'waktu yang salah'. (*)