KETIK, SURABAYA – Ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada triwulan II 2023 tercatat tumbuh impresif sebesar 5,24 persen (y-o-y). Angka tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,17 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain itu angka pertumbuhan ekonomi Jatim secara secara q-to-q mencapai 2,66 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa. Disusul Jawa Barat sebesar 2,08 persen, Jawa Tengah 1,61 persen, DKI Jakarta 1,25 persen, Banten 1,11 persen, sementara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,90 persen.
"Alhamdulillah secara year on year semua lapangan usaha di Jatim mengalami pertumbuhan positif," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (8/8/2023).
Pertumbuhan perekonomian Jatim ini disokong meningkatnya aktivitas perekonomian domestik masyarakat pasca pandemi Covid-19.
Selain itu, juga terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan di sektor transportasi dan pergudangan akibat momen liburan panjang. Hal ini membuat aktivitas masyarakat meningkat dan mengerek perekonomian.
Peningkatan kinerja investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik turut menjadi faktor penggerak ekonomi Jawa Timur, selain 3 sektor utama penggerak ekonomi lainnya. Seperti industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 30,17 persen, perdagangan sebesar 18,75 persen, serta pertanian yang menyumbang sebesar 11,82 persen.
"Pertumbuhan positif di triwulan II tahun 2023 ini menjadi modal besar bagi Jawa Timur untuk mengakselerasi roda perekonomian hingga akhir tahun 2023," jelas Gubernur Khofifah.
Di satu sisi, Pemprov Jatim juga rutin menyelenggarakan misi dagang dan kerja sama antar daerah. Jawa Timur sendiri sudah menjalin banyak kerja sama di bidang perdagangan komoditas dan kerajinan dengan melibatkan UMKM, baik dalam skala nasional maupun internasional.
"Kita optimis pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di 2023 akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya," pungkas Gubernur Khofifah. (*)
