Trauma Korban Kekerasan Seksual Ketua RW Jadi Gampang Emosi, Pemkot Malang Kawal Pendampingan Psikis

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Aziz Mahrizal

8 Januari 2025 15:20 8 Jan 2025 15:20

Thumbnail Trauma Korban Kekerasan Seksual Ketua RW Jadi Gampang Emosi, Pemkot Malang Kawal Pendampingan Psikis Watermark Ketik
Donny Sandito, Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Sebanyak tujuh orang anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh Ketua RW di Kota Malang telah mendapatkan pendampingan psikis. Peristiwa tersebut diketahui usai salah satu ibu korban lapor ke kelurahan sebelum tahun baru 2025. 

Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito menjelaskan pihak kelurahan langsung meneruskan laporan tersebut pada Dinsos yang berkoordinasi dengan PPA Polresta Malang Kota. 

Diketahui bahwa pelaku telah ditahan oleh pihak kepolisian pada 3 Januari 2025 lalu. Dikhawatirkan jika tak segera ditangani, akan memunculkan korban-korban lainnya. 

"Kemudian untuk korban-korbannya sudah ada pendampingan dari PPA Polresta Malang Kota, dari kami, dan dari UPT PPA Provinsi," ujar Donny, Rabu 8 Januari 2025. 

Beberapa korban harus menjalani visum lanjutan untuk mengetahui kondisi psikologisnya. Terlebih menurut keterangan orang tua korban, terjadi perubahan perilaku dari korban yang menjadi mudah marah. 

"Seperti korban yang anak kelas 5 SD itu ada visum lanjutan karena memang kalau dilihat dari psikisnya ada sedikit perubahan. Korban jadi gampang marah, ada kebiasaan yang lain dari biasanya sehingga perlu penanganan khusus," jelasnya. 

Ketujuh korban merupakan anak laki-laki di bawah umur, salah satu di antaranya masih berusia 17 tahun. Mereka telah mendapatkan pendampingan dari psikolog dan psikiater untuk pemulihan. 

"Kemudian kami edukasi ke keluarga, kami tekankan agar turut mendampingi, supaya bisa dan mampu mengawasi. Misalnya gerak gerik si anak di dalam rumah, psikologis dasarnya," sebutnya. 

Pendampingan juga dilakukan dengan pemenuhan hak-hak dasar korban. Salah satunya saat di sekolah agar tidak terjadi perundungan maupun intimidasi. 

Diketahui bahwa pelaku telah hidup puluhan tahun di lingkungan yang sama dengan para korban. Korban diiming-imingi akan dibelikan baju, sepatu, hingga uang. 

"Kalau dari informasinya, pelaku ini pengurus koperasi simpan pinjam di wilayah itu. Kebetulan warga sekitar banyak yang memanfaatkan koperasi itu jadi mungkin hampir sebagian keluarga korban itu jadi nasabahnya pelaku," bebernya. 

Diduga pelaku juga pernah menjadi korban kekerasan seksual. Pendampingan tersebut juga diharapkan agar rantai kekerasan seksual dapat terputus. 

"Saat ini kami upayakan jangan sampai para korban yang masih anak-anak ini melakukan hal yang sama ke depannya. Jadi pendekatan secara psikologisnya memang harus intens," tutup Donny. 

Tombol Google News

Tags:

Kekerasan Seksual Kota Malang anak-anak Anak Korban Kekerasan Seksual Dinsos-P3AP2KB kota malang Kasus Kekerasan Seksual Pendampingan Psikologis psikis