KETIK, LUMAJANG – Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuham, masyarakat Tengger di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro menggelar tradisi Unan-Unan, Selasa (23/4).
Tradisi ritual adat Unan-unan ini merupakan salah satu adat dan budaya asli dari warga Suku Tengger. Tradisi ritual adat ini dilaksanakan setiap lima tahun sekali atau tepatnya pada tahun Landung atau tahun adanya 13 bulan setiap lima tahun sekali dalam kalender Suku Tengger.
Hadir dalam kesempatan ini Sekda Lumajang Drs. Agus Triono, M.Si sebagai wujud perhatian Pemkab Lumajang kepada tradisi yang dimiliki suku Tengger.
"Unan-Unan yang kita laksanakan di Desa Ranupani sebagai wujud syukur, kita selaku umat manusia. Umat Tuhan berkewajiban menjaga dan merawat bumi dan langit ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mudah-mudahan diberikan keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka," kata Sekda Lumajang Drs. Agus Triono.
Tradisi Unan-unan awalnya berasal dari sebuah kata "Una" yang memiliki arti memperpanjang, maksudnya yaitu untuk memperpanjang bulan dalam kalender Suku Tengger.
Kalender Suku Tengger berbeda dengan kalender umum, pada umumnya di kalender biasa terdapat 12 bulan dalam satu tahun. Sedangkan di dalam kalender Suku Tengger terdapat 13 bulan setiap lima tahun sekali. Adanya 13 bulan setiap lima tahun sekali itulah yang disebut tahun Landung.(*)