KETIK, BANDUNG – Pemkab Bandung melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung menggelar rapat koordinasi (rakor) dalam rangka meningkatkan kolaborasi untuk program percepatan penurunan stunting.
Selain dalam rangka percepatan penurunan stunting, rakor juga ditujukan untuk menekan Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) Kabupaten Bandung hingga sebesar 2,09 poin.
Rakor yang digelar secara hybrid ini dihadiri kader PKK yang aktif dalam program Gagah Bencana, bersama puluhan ribu petugas lini lapangan Program Bangga Kencana, di Gedung Dewi Sartika, Soreang, Selasa (30/4/2024).
Rakor resmi dibuka Bupati Bandung Dadang Supriatna, turut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Emma Dety Dadang Supriatna, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung Muhammad Hairun. Sekitar 20 ribu kader Bangga Kencana dari 31 kecamatan dan sejumlah desa mengikuti pula secara daring.
Gagah Bencana merupakan program Gerakan PKK Keluarga Sehat Gagah Bencana (Tanggap dan Tangguh Bencana), dari tingkat pusat hingga desa/kelurahan.
Program Gagah Bencana ini ditujukan untuk membentuk individu keluarga dan masyarakat, agar mampu menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat, dari aspek fisik manusia maupun lingkungannya, serta tanggap dan tangguh terhadap berbagai bentuk bencana.
Sedangkan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN. Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Salah satu fokus dari program Bangga Kencana, yaitu penurunan stunting yang juga menjadi program strategis nasional yang ditetapkan oleh Presiden RI.
Karena itu Pemkab Bandung melalui DP2KBP3A pun terus memberikan edukasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
Bupati Bandung Dadang Supriatna memastikan pihaknya tentu memberikan support dan dukungan kepada para kader untuk percepatan penurunan stunting.
"Namun penanganan dalam rangka percepatan penurunan stunting harus ada kolaborasi berbagai pihak dan tak boleh ada ego sektoral. Seperti kolaborasi yang dicontohkan antara TP PKK dengan DP2KBP3A ini," kata Bupati Bandung dalam sambutannya.
Ia menguraikan, pencegahan stunting dapat diawali dari pembinaan terhadap ibu hamil, kemudian ibu hamil itu melahirkan, dan 1.000 hari pasca kelahiran.
"Ibu hamil hingga melahirkan bayinya itu perlu diperhatikan pola makannya, untuk mengurangi angka stunting atau mewujudkan zero stunting di Kabupaten Bandung," jelas bupati.
Menurutnya, upaya pencegahan stunting pun harus dilakukan sejak mulai awal pernikahan pasangan suami istri, terlebih lagi jika pasutri itu tergolong ke dalam pasangan usia subur.
Sementara Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung Muhammad Hairun menyebutkan, di Kabupaten Bandung ada 624.604 Pasangan Usia Subur (PSU), dan di antaranya 488.157 pasutri itu sudah menjadi peserta KB aktif. Artinya, jelas Hairun, kepesertaan KB aktif dari PSU di Kabupaten Bandung persentasenya sudah mencapai 78,15%.
Sementara dalam program Bangga Kencana, pihaknya memiliki 20 ribu kader yang dibina DP2KBP3A Kabupaten Bandung.
"Sebanyak 20 ribu kader itu bisa melaksanakan kunjungan ke 600 ribu pasangan subur. Minimal satu kader mengunjungi 30 pasangan usia subur," kata Hairun.
Puluhan ribu kader dari program Bangga Kencana dan Gagah Bencana ini tugasnya nanti melakukan pendampingan kepada pasangan usia subur itu untuk terus menggelorakan dan mengedukasi masyarakat terkait percepatan penurunan stunting.(*)