KETIK, MALANG – Jelang Hari Bakti ke-76 TNI AU dan HUT ke-63 Skadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh, Monumen Pesawat MiG 17 Fresco yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta dilakukan pembersihan. Kegiatan tersebut menggandeng Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, sebab monumen tersebut merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Diketahui bahwa monumen tersebut berdiri sejak tanggal 20 Agustus 1999 dan menyimpan banyak sejarah.
"Monumen ini merupakan salah satu situs, baik itu budaya maupun sejarah yang harus kita lestarikan dan abadikan. Harapannya kita bisa merangkul generasi muda untuk mengetahui sejarahnya monumen ini. Juga kita bisa meregenerasi insan dirgantara terutama yang ada di Kota Malang," ujar Kapten Teknik Deddy Yahya Khristianto dari Skadron Teknik 022, Lanud Abd Saleh pada Rabu (12/7/2023).
Pelaksanaan pembersihan monumen pesawat tersebut sudah sering dilakukan meskipun sempat terhenti. Pihaknya sendiri mengerahkan 22 personil dari Skadron Teknik 022, yang terbagi dari 20 orang anggota dan dua orang perwira.
Rencananya, kegiatan pembersihan Monumen Pesawat tidak hanya berhenti di Kota Malang. Besok pada 13 Juli 2023 juga akan diadakan pembersihan Monumen Pesawat di Kota Batu.
"Jadi perawatan kita ini tidak hanya berhenti pada saat ini saja. Jadi nanti akan terus berlangsung dan tidak hanya di Jalan Suhat saja. Kami akan melakukan perawatan di monumen yang lain, tapi saat ini kami fokus di area Malang," tambahnya.
Saat ini Skadron Teknik 022 juga melakukan pemeliharaan pesawat tingkat sedang di Lapangan Udara (Lanud) Abd Saleh. Terdapat tiga macam pesawat yakni Pesawat C-130 Hercules, C-212 Casa, dan EMB-314 Super Tucano.
"HUT ke-63 nanti kami cukup berbangga karena masih dipercaya oleh pimpinan kami untuk melaksanakan pemeliharaan pesawat yang ada di Lanud Abd Saleh," lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris TACB Kota Malang, Rakai Hino Galeswangi mengungkapkan kegiatan tersebut menjadi kolaborasi dari berbagai pihak. Mengingat Pesawat MiG 17 Fresco pada monumen tersebut menjadi ODCB yang telah berusia lebih dari 50 tahun, terhitung sejak tahun 1960-1969.
"Ini merupakan ODCB meskipun belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Mereka berniat melibatkan kita, mengajak kita mengawasi bersama dan niat itu yang kita apreasi. Terlebih dari berbagai OPD juga ikut gabung, dari DLH, Damkar, Polri yang mengatur lalu lintasnya, dan dari kita," jelas Rakai.
Perlu diketahui bahwa konservasi cagar budaya memiliki cara perawatan yang berbeda-beda. Termasuk untuk pembersihan pesawat, tentu pihak Skadron Teknik 022 dianggap lebih mengetahui.
"Konservasi cagar budaya itu macam-macam caranya, dilihat bendanya. Kenapa akhirnya temen Skadron Teknik 022 yang memberishkan, karena mereka yang tahu caranya. Makanya sinergitas seperti ini yang kita butuhkan," lanjutnya.
Rakai menambahkan bahwa setelah ini akan dilakukan eskavasi cagar budaya untuk disimpan di Museum Mpu Purwa.
"Kita akan ada esvakasi tapi bukan penggalian. Kita lebih ke pengangkatan benda-benda yang mau kita taruh di Museum Mpu Purwa dan Museum Pendidikan. Jadi nanti benda di sekolah yang sudah memenuhi syarat akan kita tarik ke museum. Benda bersejarah dan klasik akan kita tarik ke Museum Mpu Purwa.(*)