Tinjau Tanah Bergerak Pacitan, Khofifah Siapkan Relokasi dan BTT

Editor: M. Rifat

29 Oktober 2022 05:57 29 Okt 2022 05:57

Thumbnail Tinjau Tanah Bergerak Pacitan, Khofifah Siapkan Relokasi dan BTT Watermark Ketik
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menemui korban bencana tanah bergerak di Pacitan (28/10). (Foto: Humas Pemprov Jatim)

KETIK, PACITAN – Percepatan relokasi warga terdampak bencana tanah bergerak terus menjadi perhatian utama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Setelah melakukan asesmen relokasi di Trenggalek dan Blitar, Khofifah Jumat kemarin (28/10) mendatangi Kabupaten Pacitan.

Secara komulatif, bencana di Trenggalek, Blitar, dan Pacitan ini mengakibatkan ratusan rumah warga retak dari lantai hingga struktur bangunan. Aksen jalan di wilayah terdampak juga banyak yang retak sampai ambles.

Usai melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Alun-alun Caruban Kab. Madiun, Khofifah langsung bergegas ke Pacitan untuk meninjau lokasi yang rencananya menjadi lahan relokasi warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Kabupate Pacitan.

Khofifah meninjau lahan seluas 3,6 hektar itu ditemani Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Area tersebut merupakan aset milik Pemkab Pacitan. Usai peninjauan, Khofifah menyebut Pemprov Jatim akan mengalokasikan anggaran dana BTT (Belanja Tidak Terduga) sebesar Rp 50 juta untuk tiap unit rumah. Anggaran serupa juga telah dialokasikan untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana di Kabupaten Trenggalek dan Blitar.

"Jika masyarakatnya memang berkenan, nanti anggaran untuk membangun 1 unit rumah menggunakan anggaran BTT Pemprov sebesar Rp. 50 juta. Itu bantuan dari Pemprov. Jika mungkin Pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik," ungkap Khofifah usai meninjau lahan relokasi dilansir dari rilis resmi Humas Pemprov Jatim.

Khofifah menambahkan, Pemprov bersama Pemkab Pacitan berupaya menyiapkan langkah terbaik bagi warga terdampak. Itu dengan melakukan relokasi warga. Namun, langkah tersebut hanya bisa berjalan lancar jika masyarakat setuju.

"Kami Pemkab dan Pemprov bersama-sama. Salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap (huntap). Ini asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan  huntap," ungkapnya.

Selain itu, Khofifah kembali mengingatkan masyarkat kembali meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi resiko bencana. Apalagi, belakangan cuaca ekstrim menyebabkan bencana hidrometeorologi angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa daerah di wilayah selatan pulau Jawa mengalami banjir, tanah gerak, dan tanah longsor.

"Kalau potensi di wilayah pansela, mulai Jawa barat, kemudian Jawa tengah, dan ke Jawa timur. Jadi memang cuaca esktrim ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur," kata Gubernur Jatim ke-14 tersebut.

Untuk itu, Khofifah menegaskan salah satu opsi yang bisa dilakukan agar masyarakat lebih aman dan terhindar dari kejadian yang sama adalah dengan merelokasi warga yang terdampak. Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini meminta semua pihak melakukan upaya mitigasi dan mengaktifkan kembali satgas penanggulangan bencana di tiap Kabupaten Kota, kecamatan, hingga desa dan kelurahan.

"Masing-masing harus melakukan mitigasi secara lebih komprehensif. Jadi mitigasi semua masyarakatnya, komunitasnya, kemudian kami dari Pemprov dan Pemkab juga bersama-sama," pungkas perempuan pertama yang menduduki jabatan Gubernur Jatim tersebut.

Seusai meninjau lokasi relokasi, Khofifah bersama Bupati Pacitan dan jajarannya juga mengunjungi salah satu rumah korban yang retak akibat tanah gerak. Dia sekaligus membagikan sembako kepada warga di Desa Ketanggung, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan.

Sementara itu, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan sampai detik ini pihaknya terus melakukan koordinasi dan evaluasi terkait jumlah rumah warga yang layak untuk direlokasi. Dari data yang masuk, terdapat 36 Kepala Keluarga (KK) sampai saat ini. Jumlah ini merupakan akumulasi dampak bencana dari tiga desa di Kecamatan Sudimoro yaitu Desa Sukorejo, Ketanggung, dan Karangmulyo.

Bupati Indra menambahkan, meski demikian, data itu belum final. Bisa berubah tergantung warga setuju atau tidak direlokasi di tempat yang telah ditentukan. "Jadi dari data yang masuk yang layak untuk relokasi itu ada 36 KK sampai saat ini, Itu bisa saja berkembang bisa berkurang tergantung masyarakat berkenan atau tidak untuk direlokasi di tempat ini," ucapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Bencana Khofifah