KETIK, MALANG – Ditutupnya platform TikTok Shop tak menyurutkan semangat UMKM di Kota Malang. Menurut Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, masih banyak platform yang dapat dimanfaatkan untuk promosi.
Menurut Eko, ditutupnya TikTok Shop tetap akan memberikan pengaruh bagi pelaku UMKM. Namun hal tersebut tak menyurutkan perkembangan ekonomi di Kota Malang.
"TikTok Shop ini sebagai salah satu bentuk promosi bagi pelaku UMKM. Bentuk promosi kan bermacam-macam, ada WhatsApp, group Facebook, Instagram, dan lainnya. Saya kira akan berpengaruh, tapi persentasenya sedikit karena masyarakat kita lebih cerdas. Kalau TikTok tidak bisa kan pakai media sosial lain," ungkap Eko, Kamis (26/10/2023).
Saat pedagang di Kota Malang diperkirakan sekitar 18.000 orang dan mayoritas telah berdagang secara online. Bahkan hingga akhir September 2023 lalu pelaku UMKM di Kota Malang semakin bertambah.
Kondisi tersebut diharapkan menjadi peluang besar bagi Kota Malang untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sektor yang diunggulkan ialah makanan dan minuman yang berhasil membranding Kota Malang sebagai kota kuliner.
"UMKM sampai hari ini cukup ada pertumbuhan. Kami lihat kemarin sampai bulan September, muncul banyak adalah UMKM khususnya produk makanan minuman. Kemudian ke dua sepertinya di bidang akomodasi misalkan ada tempat kosk, dan sebagainya. Itu (kost) kan penunjang ekonomi di Kota Malang, nomor satunya makanan minuman," lanjut Eko.
Menurutnya kemajuan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan transaksi para pedagang. Ia berharap dengan menyesuaikan peraturan yang berlakudari pemerintah terkait e-commerce, kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan baik oleh masyarakat.
“Salah satu promosi lewat digital, kita ke depan pasti harus bisa menerima perkembangan teknologi. Kita dari segi pengembangan diarahkan mulai keuangan, marketing, atau apapun, menggunakan teknologi. Memang harus siap dari teman-teman pedagang,” sebutnya.(*)