KETIK, BANDUNG – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam percepatan penurunan stunting bagi keluarga sasaran, DP2KBP3A Kabupaten Bandung melaksanakan kegiatan Orientasi Kader TPK Tingkat Kecamatan tahun 2024 Se-Kabupaten Bandung.
Orientasi mulai 28 Februari sampai 24 Maret ini dilaksanakan di 31 Kecamatan dengan jumlah tim sebanyak 2.792 , peserta sebanyak 8.376 orang, terdiri dari unsur bidan/tenaga medis, Kader KB, dan Kader PKK.
Dalam pelaksanaan kegiatan Orientasi TPK di Aula Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan, Kamis (21/3/24), dihadiri langsung Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung, H. Muhamad Hairun, SH., MH., Sekretaris DP2KBP3A, Kabid KB KS, Kabid Dalduk, Ka.UPT Dalduk PK Kecamatan Pangalengan dan Kepala Desa Margamukti.
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung, Muhamad Hairun, dalam sambutannya mengatakan, melalui kegiatan Orientasi Kader TPK diharapkan akan lebih meningkatkan kemampuan TPK dalam melaksanakan pendampingan terhadap calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu bersalin, Baduta dan Balita.
"Orientasi TPK ini juga guna membekali para kader Keluarga Berkualitas (KB), kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kader Posyandu, yang tergabung dalam TPK dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, serta melakukan evaluasi terhadap peran mereka sebagai pendamping keluarga," kata Hairun.
Menurutnya orientasi ini juga sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dalam pendampingan keluarga, serta menjadi momen untuk menjalin silaturahmi.
"Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyempurnakan program-program yang telah ada di setiap wilayah dengan memberikan bimbingan yang lebih kuat, sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat stunting secara efektif,” terangnya.
Pada orientasi kali ini sekaligus disertai dengan pemberian bantuan pangan berupa ikan segar dari Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung kepada 100 sasaran keluarga risiko stunting yang memiliki baduta.
"Diharapkan dengan pemberian bantuan tersebut dapat mencukupi kebutuhan protein hewani bagi baduta beresiko stunting, serta adanya keterpaduan program dalam percepatan penurunan stunting." kata Hairun.(*)