KETIK, MALANG – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang masih memerlukan peningkatan peralatan untuk pertolongan saat bencana. Salah satunya Water Treatment Plant (WTP), penyaring air sungai untuk dijadikan air siap minum.
Selama ini PMI Kota Malang masih mengandalkan bantuan WTP dari Kabupaten Malang. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Ketua PMI Kota Malang, Imam Buchori.
"Untuk peralatan, kami masih perlu ditingkatkan. Seperti kalau ada kebencanaan, untuk air beraih yang paling sulit. Kita ada satu yang dimiliki Kabupaten Malang, itupun dibantu oleh Spanyol," ujarnya saat ditemui pada Sabtu (30/12/2023).
Mengingat tingginya harga, mustahil bagi PMI Kota Malang untuk dapat mengadakan WTP tersebut. Untuk mendapatkan alat itu, PMI masih membutuhkan bantuan dari pihak lain.
"Kalau Kota Malang tanpa bantuan dari luar negeri, kita tidak mungkin bisa karena alatnya mahal. Kalau kita hibahnya masih sedikit sekali dari Pemerintah Kota Malang. Kita harapkan nanti dengan hibah yang lebih meningkat, bisa melengkapi peralatan yang ada di PMI Kota Malang," lanjutnya.
Kendati demikian, selama ini dengan personel dan peralatan yang dimiliki, PMI Kota Malang tetap mampu memberikan pertolongan tiap terjadi bencana. Terlebih saat ini terdapat 456 relawan yang terdaftar di PMI Kota Malang.
"Kota Malang ada 456 orang terdiri dari beberapa TSR, PMR dan KSR. Untuk PMR ada tiga tingkat yaitu pemula untuk SD, madya SMP, dan wira untuk SMA," paparnya.
Untuk memaksimalkan kinerja PMI, telah dilakukan MoU dengan PMI Kota Batu dan Kabupaten Malang. Hal tersebut sebagai bentuk sinergi terutama terkait alat penunjang kedaruratan.
"Kita tadi ada MoU supaya sinergi antara PMI Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Kan alat-alatnya tidak selengkap kalau kita terpadu. Jika sudah lengkap dan terpadu, kita akan bisa maksimal melayani masyarakat di bidang kemanusiaan," tuturnya. (*)