KETIK, MALANG – Fakultas Pertanian (FP) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menggelar kegiatan Inotek'24 atau Perlombaan Inovasi dan Teknologi pada Kamis (29/2/2024). Dalam kegiatan yang telah diselenggarakan rutin selama 3 tahun itu, Unitri ingin mencari inovasi dari siswa SMA/SMK dan sederajat terkait pertanian yang presisi.
Hariadi Darmawan selaku Ketua Panitia Inotek'24 menjelaskan saat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan keberlanjutan dan pemenuhan kebutuhan pangan bagi umat manusia. Sayangnya tidak banyak anak muda yang sudi bekerja langsung untuk menjadi seorang petani.
"Ini merupakan agenda rutin sebagai upaya apresiasi ide, inovasi dan teknologi yang dikembangkan para siswa dan guru. Harapannya dengan ide tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut dan FP Unitri siap untuk bekerja sama mengembangkan ide yang telah diciptakan," ujarnya saat ditemui usai kegiatan di Science Technopark Unitri.
Terdapat 16 kelompok yang bertanding dalam 4 kategori perlombaan. Pengambilan tema tersebut sebagai upaya menjawab ancaman terbesar bagi kelanjutan pangan ke depan yang tak lain ialah perubahan iklim. Menurutnya bidang pertanian haruslah presisi dan terukur dalam menghasilkan produk-produk pertanian.
"Dunia pertanian harus berubah dan mengembangkan keilmuan serta teknologi agar menjamin kebutuhan manusia yang semakin banyak. Ketika melihat hasil karya siswa-siswi ini sangat luar biasa ide-idenya. Ide yang terbaik menjadi jaminan bagi kemajuan pertanian Indonesia dan keberlanjutan pangan global," lanjutnya.
Para peserta yang mengikuti perlombaan Inotek'24 yang digelar di Science Technopark Unitri. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Sementara itu, Dr. Erwin Ismu Wisnubroto selaku Wakil Rektor III Unitri menjelaskan Inotek telah merancang konsep dengan baik sejak pertama kali diselenggarakan. Banyak tantangan yang dihadapi dalam pertanian di Indonesia, salah satunya budidaya dengan cost seefektif mungkin.
"Tantangan pertanian sudah berkembang bukan lagi menyediakan pangan tapi proses budidayanya, supply dan chain penyediaan pangan mengarah pada presisi yakni efisiensi dan efektif," tutur Erwin.
Kegiatan tersebut tak hanya menjadi ajang perlombaan namun juga membuka kerjasama lebih lanjut antara pihak sekolah dan Unitri. Terlebih dengan dosen-dosen yang telah bersertifikat kompeten dapat berperan dalam transformasi pendidikan di tingkat SMA maupun SMK.
"Selain kompetensi, kami harapkan Unitri mampu berperan di dalam transformasi pendidikan di tingkat SMA dan SMK. Terkait pengembangan kurikulum, bahan ajar, juga teknologi pengajaran yang dilakukan. Kami selalu buka kesempatan untuk meningkatkan SDM bagi guru jika ingiin melanjutkan ke jenjang lebih lanjut di S2. Unitri selalu buka kerjasama untuk hal tersebut," lanjutnya. (*)