KETIK, SURABAYA – Sudden deafness, juga dikenal sebagai sudden sensorineural hearing loss (SSNHL), adalah kondisi mendadak kehilangan pendengaran secara tiba-tiba yang terjadi dalam waktu kurang dari 72 jam.
Kondisi ini biasanya hanya mempengaruhi satu telinga dan sering kali tanpa penyebab yang jelas.
Penyebab pasti SSNHL tidak selalu diketahui, tetapi dapat melibatkan infeksi virus, gangguan sirkulasi darah di telinga dalam, gangguan autoimun, atau trauma fisik.
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) telah menunjukkan potensi sebagai pengobatan tambahan untuk tuli mendadak. Studi literatur ini mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya tentang penggunaan terapi HBOT pada pasien SSHL.
"Pemberian terapi selama 1-2 minggu dengan tekanan 1.8-2 ATA, baik dikombinasikan dengan kortikosteroid maupun tunggal, menunjukkan hasil yang baik dan menjanjikan," dikutip dari publikasi jurnal berjudul The Influence Of Hyperbaric Oxygen Therapy on Cochlear Perception Improvement in Sudden Deafness Peresensi Maufiroh Nurhidayah.
Kajian ilmiah yang diresensi oleh Maufiroh Nurhidayah ini menyimpulkan bahwa terapi HBOT berpotensi sebagai terapi tambahan yang bermanfaat untuk pasien tuli mendadak di Indonesia.
jurnal berjudul The Influence Of Hyperbaric Oxygen Therapy on Cochlear Perception Improvement in Sudden Deafness Peresensi Maufiroh Nurhidayah. (Foto: Dok. Pribadi)
Terapi HBOT berpotensi meningkatkan persepsi koklea pada pasien tuli mendadak atau SSHL.
Beberapa penelitian menunjukkan perbaikan pendengaran yang signifikan pada pasien yang menjalani terapi HBOT dibandingkan dengan kelompok kontrol.
"Pemberian terapi selama 1-2 minggu dengan tekanan 1.8-2 ATA, baik dikombinasikan dengan kortikosteroid maupun tunggal, menunjukkan hasil yang baik dan menjanjikan," tulis Jurnal yang diterbitkan oleh Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, Vol. 1(6), Hal. 529-536 (2024).
Mekanisme kerja HBO dalam meningkatkan persepsi koklea pada kasus tuli mendadak masih belum sepenuhnya dipahami.
"Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa HBOT dapat meningkatkan suplai oksigen ke koklea, mengurangi peradangan, merangsang angiogenesis, mengaktifkan faktor pertumbuhan, dan mengurangi radikal bebas," dikutip dari Literature Review, yang ditulis oleh Azzeldine Aliya Zahira, Djati Widodo EP, Hisnindarsyah, Aditya Wira Buwana, Roostantia Indrawati dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hangtuah Surabaya diterbitkan Rabu,(10/7/2024)
HBOT memberikan harapan baru dalam upaya mengobati gangguan tuli mendadak. HBOT merupakan salah satu terapi yang dapat diberikan dalam jangka waktu pendek.
Mengenai kekurangan jurnal ini, Peresensi dari Maufiroh Nurhidayah menyoriti penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui efektivitas terapi HBOT pada SSHL dengan berbagai penyebab dan kondisi.
"Selain itu, penelitian juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi efek samping jangka panjang dari terapi HBOT," tulis Peresensi tersebut. (*)