KETIK, BATU – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu bersama Perkumpulan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, dengan menggandeng jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Batu berhasil membentangkan 780 meter strudel apel, Jumat (11/8/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Balai Kota Among Tani tersebut masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).
Strudel itu menggunakan jenis apel manalagi yang bertujuan untuk membangkitkan dan mempromosikan apel sebagai ikon Kota Wisata Batu.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan terima kasih atas kerjakeras BPC PHRI Kota Batu yang membantu pemerintah mempromosikan wisata dan sajian kuliner. Kegiatan ini sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Batu.
"Bahwa kegiatan ini adalah hasil kolaborasi, dan inovasi dari Pemerintah Kota Batu dan PHRI, serta didukung berbagai pihak dalam mensukseskan event Batu Street Food Festival," katanya.
Pemecahan rekor Muri tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Kharisma Event Nasional (KEN) Batu Street Food Festival (BSFF) di Balai Kota Among Tani.
Sebanyak 50 tenant hotel dan restoran se-Kota Batu meramaikan festival tersebut mulai 11 hingga 13 Agustus 2023 dengan tema "Kisah Rasa" Batu Street. Festival akan memanjakan pengunjung menikmati sajian hotel dan restoran dengan harga kaki lima.
"Saya mohon dukungan agar ke depan kegiatan ini bisa lebih besar terutama dengan hadirnya BPD PHRI Jawa Timur dan staf ahli Kemenparekraf untuk bisa meningkatkan BSFF menjadi event berskala nasional," kata Aries.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Sidiq menambahkan, Batu Street Food Festival bukan hanya tentang kuliner, tetapi juga merayakan keanekaragaman budaya dan cita rasa Indonesia dalam semarak hari kemerdekaan.
"Kami berharap festival tersebut dapat menjadi magnet wisata bagi masyarakat lokal maupun wisatawan dari luar kota," terangnya.
Untuk menjadi magnet wisatawan dan masyarakat lokal, kata Arief, BSSF harus ada tema. Misalnya tema daerah kolonialisme yang akan menyajikan klappertart, roti bluder, lapis legit dan supreme band.
Kemudian tema di penjajahan Jepang ada sushi, ramen, takoyaki, dan gosha. Untuk era pejuang menampilkan menu nasi jagung, tiwul dan gatot, di Era legenda ada menu istimewa seperti, ketan, rawon, semur dan bakso.
"Sedangkan di tema era modern ada menu istimewa seperti bentos dan udon," urainya.(*)