KETIK, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-115 di kantornya, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Sri Mulyani menyampaikan bahwa dunia masih tidak dalam kondisi baik."Meski pandemi mulai mereda, ekonomi global masih menghadapi banyak tantangan dalam upaya untuk pulih sepenuhnya. Saya ingin mengatakan bahwa dunia tidak dalam situasi yang baik-baik saja," ungkap Sri Mulyani dalam pidatonya.
Pandemi covid-19 menimbulkan luka memar bagi dunia, banyak negara berada dalam situasi parah. Salah satunya fiskal. Pengelolaan yang tidak baik membuat beberapa negara terjerat krisis utang.
Di sisi lain ada persoalan geopolitik yang semakin memanas. Perang Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung sejak tahun lalu, hingga saat ini belum ada kepastian damai.
"Situasi ini telah menciptakan krisis komoditas, meningkatkan harga energi dan pangan, serta mendorong kenaikan inflasi yang tinggi, terutama di Amerika Serikat dan Eropa," paparnya.
Indonesia, kata Sri Mulyani turut merasakan dampaknya. Meski demikian, lewat pengelolaan yang baik, ekonomi masih mampu tumbuh di atas 5% pada 2022 hingga awal 2023.
"Kondisi global yang tidak menentu ini juga berdampak ke Indonesia. Namun, sekali lagi Indonesia telah menunjukkan ketangguhannya. Pada triwulan pertama tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03%, melampaui pertumbuhan global dan emerging market. Bahkan, pencapaian tersebut juga melampaui pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang tercatat 4,5%.," terang Sri Mulyani.
Laju inflasi yang tadinya meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), juga kini alami penurunan secara bertahap.
"Selain itu laju inflasi terkendali dan mengalami penurunan ke level 4,33% per April 2023. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik tidak hanya di ASEAN, namun juga di G20," ujarnya.
"Tingkat pengangguran yang mencapai 7,1% pada bulan Agustus tahun 2020 berhasil diturunkan menjadi 5,5% pada bulan Februari 2023 ini. Begitu pula, tingkat kemiskinan yang sempat mencapai angka dua digit (10,2%) pada saat pandemi, berhasil diturunkan menjadi 9,6% pada tahun 2022," tegas Sri Mulyani.(*)