KETIK, MALANG – Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan merupakan salah satu korban tewas jatuhnya Pesawat Tempur Super Tucano di Kabupaten Pasuruan. Ia tewas bersama tiga rekannya yakni Marsekal Pertama TNI Anumerta Widiono, Kolonel Penerbang Anumerta Sandra Gunawan, dan Letnan Kolonel Penerbang Anumerta Yuda Seta.
Adik korban yakni Supriyanto menjelaskan bahwa Subhan dikenal sebagai sosok yang tegas namun tetap halus. Kepada kerabat dan keluarga, Subhan tak pernah menunjukkan kemarahannya. Hal tersebut disampaikan Supriyanto ketika mendatangi pemakaman di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Kota Malang pada Jumat (17/11/2023).
"Saudara tidak pernah lihat dia marah atau bersuara keras. Jauh dari citra kita tentang sosok militer yang biasanya keras, tegasnya lebih ke galak. Kalau Pak Subhan tegasnya halus, bisa pendekatan persuasif sama keluarga dan relasi pekerjaannya," ujar Supriyanto.
Diketahui bahwa Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan baru saja kembali menjalankan tugasnya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina. Saat itu keluarga merasa khawatir mengingat kondisi di Palestina yang belum stabil.
"Kemarin waktu itu, kita khawatir sehingga update terus. Sama dia bilang, mendaratnya di Mesir. Kalau ke Palestina bisa dirudal oleh Israel katanya. Terakhir berhubungan sama beliau kemarin. Pulang dari Gaza, masih WhatsApp," tambahnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati. Ia menjelaskan bahwa Marsekal Pertama Anumerta Subhan menjadi Komandan Wing 2 Lanud Abdulrahman Saleh.
"Sekitar seminggu atau dua minggu yang lalu, kita melaksanakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Palestina, di wilayah yang dekat dengan Gaza. Kebetulan pimpinan rombongannya adalah Marsekal Pertama Anumerta Subhan sebagai Danwing di Malang," jelas Agung.
Ia sempat mengenal Subhan ketika berada di Institusi Pendidikan. Saat itu Subhan sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas. Ia bahkan digadang menjadi calon pimpinan ke depan.
"Saya mengenal dengan baik karena kebetulan beberapa tahun lampau saya sempat di institusi pendidikan dan beliau siswa saya. Dia siswa yang sangat cemerlang, smart. (Subhan) sebenarnya calon pimpinan kita di masa depan," tambahnya.
Seluruh korban yang gugur dianugerahi dengan kenaikan pangkat berkat dharma bhakti para almarhum terhadap bangsa.
"Kenaikan pangkatnya naik satu tingkat. Jika semula adalah kolonel, menjadi Marsekal Pertama TNI, yang semula Letnal Kolonel menjadi Kolonel Penerbangan Anumerta. Dari Mayor menjadi Letnal Penerbang Kolonel Anumerta, sengan segala fasilitas yang diberikan, kepada personel gugur dalam tugas," pungkasnya.(*)