KETIK, JAKARTA – Meninggalnya sosok Mooryati Soedibyo membawa duka bagi keluarga Puteri Indonesia. Mooryati Soedibyo merupakan pendiri Yayasan Puteri Indonesia yang menjadi wadah bagi wanita Indonesia untuk berperan lebih jauh dalam kemajuan bangsa.
Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi juga merasakan kehilangan yang mendalam atas berpulangnya tokoh wanita yang menjadi panutannya tersebut.
Baginya sosok Mooryati adalah figur penyayang dan baik hati kepada siapa pun, senang membantu, serta selalu menebar semangat juga energi positif khususnya bagi para Puteri Indonesia.
"Selamat jalan bu Mooryati tersayang, insyaallah Bu Moor husnul khotimah, semoga keluarga besar juga diberikan ketabahan," tulis Artika di Instagram pribadinya @artikasaridevi.
Artika Sari Devi berfoto bersama Mooryati Soedibyo dan Miss Universe 2004 Jennifer Hawkins. (Foto: Instagram @Artikasaridevi)
Istri dari Baim tersebut juga membagikan sebuah video yang menggambarkan kebersamaannya dengan pendiri Mustika Ratu tersebut. Baginya sosok Mooryati memberikan peran yang sangat besar dalam hidupnya terutama saat menjabat sebagai Puteri Indonesia 2004.
Saat itu, Artika dikirim untuk mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2005 yang berlangsung di Bangkok, Thailand.
Sempat merasa ragu untuk berangkat karena masih ada pro dan kontra di masyarakat. Namun sosok Mooryati Soedibyo selalu mendorongnya memberikan semangat hingga akhirnya dia berangkat dan berhasil masuk dalam 15 besar Miss Universe 2005.
"Ibu yg menguatkan sy di masa2 penuh "ujian", yang membuat saya hampir meragu untuk berjuang di 2005. "Artike pasti bisa (hanya bu Moor yang panggil saya dengan nama ini ), kuat ya Tike, tinggal selangkah lagi. Kita sudah berjuang bersama sejauh ini. Memang tdk mudah, krn yg kita tuju adalah perubahan," sambung Artika dalam postingan tersebut.
Lebih lanjut, kekaguman Artika tidak berhenti sampai disitu. Melalui Mooryati Soedibyo, ia belajar bahwa usia bukanlah halangan bagi wanita untuk mencapai cita-citanya.
Hal ini dia ceritakan saat menemani Mooryati Soedibyo menempuh pendidikan S3 di usia 76 tahun. Ia sangat kagum terhadap semangat yang diperlihatkan Mooryati dalam menggapai impiannya.
"Mengambil program doktor di usia ibu yang saat itu 76 tahun adlh momentum yang menyadarkan saya bahwa usia bukan menjadi batasan bagi kita utk terus menjelajah ilmu. Semangat dan kegigihan ibu luar biasa," pungkasnya.(*)