KETIK, BANDUNG – Masyarakat di tiga desa sekitar wilayah pertambangan PT Geodipa Energi Patuha telah merasakan banyak manfaat atas keberadaan perusahaan ekplorasi panas bumi tersebut. Ketiga desa itu antara lain Desa Alamendah Kecamatan Rancabali, Panundaan Kecamatan Ciwidey dan Desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu.
Selama Geo Dipa beroperasi, suasana kondusif warga sekitar tetap terjaga bahkan masyarakat bisa hidup sejahtera. Kondisi ini sebagai wujud social license to operate, yang artinya warga mendukung kegiatan operasi perusahaan dan ingin situasi tetap kondusif.
Kepala Desa Alamendah H. Awan Rukmawan menjelaskan, terkait adanya Portal Temporer yang dibuat warga Desa Alamendah dan Panundaan di Jalan Akses Patuha KM 05, juga merupakan inisiatif warga dalam rangka menjaga kondusifitas wilayah kerja Geo Dipa.
"Jadi, portal temporer itu dibuat atas inisiatif warga yang bertujuan untuk mengontrol akses atau memfiltrasi ormas. Bukan untuk menghadang GDE beserta business partner-nya," kata Awan kepada media, Rabu (23/8/2023).
Kendati begitu, Awan mengaku tidak pernah ada demo atau aksi unjuk rasa di sekitar wilayah pertambangan Geo Dipa ini. "Selalu kondusif. Ketika masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya, ya silahkan saja melalui ormas atau LSM karena itu merupakan hak warga negara, yang penting aman tertib dan kondusif," kata Awan.
Awan menambahkan, kebersamaan warga dengan pihak Geo Dipa berlangsung kondusif, dengan tetap menjaga ketertiban di lingkungan, serta kearifan lokal desa setempat.
"Jadi jelas, keberadaan Geo Dipa di tiga desa ini alhamdulillah sudah banyak dirasakan. Seperti ada beberapa program rutin bakti sosial, menjelang lebaran ada paket sembako 1.700 paket untuk warga sekitar Desa Alamendah, Sugihmukti dan Desa Panundaan. Ada juga pemberian hewan kurban satu ekor sapi dan satu ekor domba, lalu beasiswa untuk anak sekolah, termasuk juga program santunan anak yatim," urai Awan.
Sementara untuk dana Corporate Social Responsbility (CSR) pun tahun 2022 sudah masuk ke kas desa. Namun untuk 2023 ini atau yang kedua kalinya dana CSR belum cair.
"Meski belum cair yang 2023 tapi kan intinya kita sudah ada bagian persentase bonus produksi dari wilayah Pasirjambu Ciwidey dan Rancabali ini (Pacira) antara lain untuk Desa Alamendah 12%, Sugihmukti 13%, dan Desa Panundaan 12%," ungkap Awan.
Kemudian ada persentasi bonus produksi jga bati desa yang berdekatan dengan desa penyangga sebasar 7%, dan desa penyangga yang agak jauh sebesar 4%.
Pihaknya berharap Geo Dipa yang mengekplorasi sumber daya alam di tiga kecamatan ini harus bisa mensejahterakan masyarakat sekitar.
"Kami berharap untuk kepentingan umumnya fasos fasum lebih ditingkatkan lagi dan untuk pemberian bantuan ke masyarakat ditingkatkan lagi, sehingga masyarakat bisa lebih merasakan langsung manfaat dari keberadaan proyek ini yang akhirnya mampu mendongkrak kemajuan ekonomi masyarakat sekitar," harap Awan.
Kades Alamendah juga berpesan untuk masyarakat untuk bersiap bisa bekerja di perusahaan Geo Dipa, dengan melanjutkan pendidikan ke SMK jurusan mesin dan listrik.
"Karena saya berharap 100 persen itu pekerjanya dari wilayah tiga desa agar penyerapan tenaga kerja Geo Dipa banyak dari putra daerah sekitar," kata kades.
Sementara ketika ada keluhan terkait Geo Dipa, kades bisa menyampaikannya ke pihak perusahaan untuk didorong agar hasilnya lebih terbangun sinergitas dengan baik.
"Sehingga Geo Dipa da warga pun bisa bekerjasama dengan baik dan hasilnya bisa bermanfaat untuk ke semua warga khususnya di ketiga desa," ucap Awan.
Sementara Kepala Desa Sugihmukti H. Ruswan Bukhori menambahkan, diadakannya portal karena ada kepentingan untuk perusahaan Geo Dipa saja demi keamanan operasional.
Sedangkan manfaat langsung yang dirasakan warga Desa Sugihmukti, Ruswan menyebut Geo Dipa sudah memberikan bantuan penyediaan air bersih bagi warga yang kampungnya dilanda kekeringan.
"Jadi Geo Dipa juga respon dengan cepat tentang masalah kekeringan yang ada di Kampung Keneng misalnya, dengan membuat toren air denganpipa penyedotnya," ujar Ruswan. (*)