KETIK, MALANG – Siswa kelas X dan XI SMA Islam Sabilillan Boarding School antusias memamerkan hasil karyanya dalam Assembly My Project, Sabtu (2/12/2023). Projek tersebut merupakan agenda tahunan rutin untuk mengasah kreativitas dan jiwa kewirausahaan para siswa.
Dinda Suryawidanti selaku Koordinator My Project menjelaskan setiap kelas memiliki tema yang berbeda. Untuk kelas X mendapatkan tema Techno Love Parentship, sedangkan kelas XI bertajuk Artpreneurship.
"Untuk tema kelas X berisi tentang teknologi yang mereka inovasi dan terinspirasi dari orang tua, untuk orang tua. Tapi ada beberapa benda yang inspirasi dari orang tua namun bisa digunakan untuk semua kalangan," jelas Dinda.
Siswa SMA Islam Sabilillah ketika menjelaskan karyanya kepada juri. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Tema kelas XI sendiri lebih menggabungkan antara seni dan kewirausahaan, sehingga para siswa dituntut menciptakan produk bernilai seni namun memiliki daya jual. Melalui kegiatan ini siswa tak hanya dilatih untuk kreatif, namun meningkatkan skill kerjasama, publick speaking, hingga negosiasi.
Para siswa diberikan waktu cukup panjang untuk mempersiapkan projek tersebut. Bagi kelas X, Assembly My Project dilakukan sekali dalam satu semester. Berbeda dengan kelas XI yang dalam satu semester melakukan projek selama dua kali.
"Proses kelas X sudah dimulai awal semester sehingga mereka mengerjakan projek kurang lebih 4-5 bulan. Sedangkan kelas XI ada dua kali dalam satu semester, sehingga persiapan hari ini sekitar 2-3 bulan," tuturnya.
Dinda berharap melalui projek tersebut, ide-ide dapat terwadahi dan menjadi langkah awal bagi siswa yang ingin menciptakan inovasi lebih besar lagi. Bahkan terdapat karya beberapa siswa terkait produk teknologi yang berhasil menang dalam ajang perlombaan tingkat nasional.
"Cukup banyak ide anak-anak yang sangat kreatif. Seperti ada produk yang berupa lipbalm, membuat pengganti plastik wrap, dan lainnya. Jadi mereka membuat kain yang dilapisi oleh lilin food grade kemudian bisa mengganti plastik wrap yang biasa kita gunakan," ujar Dinda.
Karya siswa SMA Islam Sabilillah Malang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Sementara itu salah satu kelompok dari Kelas XI 2B yakni Layla, Fitri, dan Neysa berhasil menciptakan produk lilin aromaterapi. Mereka terinspirasi dari permasalahan remaja saat ini, yang sering mengalami insomnia dan stres berlebihan.
"Kita melihat dari permasalahan anak remaja seperti insomnia ataupun stres. Kita ingin mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan lilin aromaterapi. Ini kalau dihidupkan pakai api bisa mengeluarkan harum dan bisa menenangkan," jelas Fitri.
Proses pembuatannya pun tak memerlukan waktu lama sekitar 1 jam hingga proses pengeringan. Saat ini mereka memiliki empat macam aroma yang dihasilkan dari bunga-bunga asli dan sedikit minyak esensial.
"Untuk lilin yang di keramik, kita lelehkan lilin dengan lampu spiritus baru kita masukkan ke wadah dan ditambahkan minyak essence. Lalu kita tambahkan bunga seperti bunga telang. Sedangkan lilin yang clear tinggal lelehkan gel wax, kita kasih essence baru dimasukkan ke gelas kaca. Sebelum kering kita masukkan bunga chamomile dan menunggu kering," lanjut Layla. (*)