KETIK, SURABAYA – Untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan terorisme di kalangan Gen Z, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Talkshow Kebangsaan dengan tema “Peran Gen Z dalam Mencegah Radikalisme dan Terorisme” pada Rabu, 28 Agustus 2024 di Auditorium Gedung Psikologi Kampus 2 Lidah Wetan.
Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo selaku Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT mengatakan jika selama ini paham terorisme sering menggunaakan simbol-simbol dan ajaran keagamaan yang kemudian dimanipulasi oleh oknum-oknum tertentu dengan maksud yang kurang terpuji.
Riset BNPT juga menemukan bahwa tren pola serangan terorisme berubah dari serangan terbuka (hard approach) menjadi serangan tertutup (soft approach) via media sosial.
"Walaupun ancaman itu berpotensi muncul, sepanjang tahun 2023 hingga 2024, Indonesia dinyatakan Zero Terrorist Attack," jelas Roedy, Rabu 28 Agustus 2024.
Lebih lanjut, Roedy juga memperkenalkan 7 Program Prioritas tahun 2024 yang tertuang dalam RAN PE tersebut. Diantaranya terdapat program perlindungan perempuan, anak dan remaja, program pembentukan desa siap siaga, program pembentukan sekolah damai, dan program pembentukan kampus, hingga program kerja evaluatif lainnya.
Seiring berdirinya BNPT, lembaga ini telah memenuhi tugas pokok dalam penanggulangan terorisme yang dinilai berakar dari sikap intoleransi.
“Hasil penelitian BNPT menunjukkan, dari keempat indikator yakni Toleransi, Intoleransi Pasif, Intoleransi Aktif, dan Intoleransi Terpapar, indikator toleransi masih terhitung 70 persen,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center Unesa, Bambang Sigit Widodo menuturkan untuk mencegah radikalisme dan terorisme di kalangan Gen Z diperlukan komitmen dan kolaborasi seluruh pihak. Salah satunya lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting mendidik generasi bangsa.
Tidak hanya bisa diserahkan kepada BNPT dan FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) saja, tetapi perlu gotong royong dengan Lembaga Pendidikan Tinggi,” pungkasnya.(*)