KETIK, DENPASAR – Bila Anda ingin memiliki koneksi dengan banyak orang, bertemu orang-orang baru setiap harinya, berkolaborasi untuk sebuah proyek yang sedang ditekuni, memiliki pekerjaan yang memungkinkan dikerjakan di mana saja alias digital nomad, maka coworking space cocok dengan Anda.
Jumlah coworking space atau ruang kerja bersama di Bali terus bertambah. Tidak ada data resmi dari pemerintah tentang keberadaan usaha yang makin banyak diminati banyak orang ini.
Namun menurut pantauan Ketik.co.id terdapat penambahan coworking space setiap tahunnya di Bali. Hingga pertengahan 2023, sedikitnya berdiri 11 coworking space di Bali. Mayoritas di antaranya terkonsentrasi di Canggu, Kab Badung dan Ubud di Kab Gianyar.
Grafis: Rihad Humala/Ketik.co.id
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah coworking space di Bali sempat mengalami naik turun karena berbagai alasan; mulai dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi manajemen yang kurang mampu menjalankan usaha.
Sementara faktor eksternal merupakan hal-hal yang membuat iklim usaha meredup, misalnya terjangan pandemi Covid-19 yang membuat usaha pariwisata sempat mati suri beberapa tahun yang lalu.
Di antara belasan coworking space tersebut, Outpost merupakan salah satu coworking space yang terus bertahan dan banyak digemari. Jumlah anggotanya mencapai ratusan.
Per Juni 2023 misalnya sedikitnya ada 300 anggota yang menggunakan layanan Outpost. Mereka datang dari beragam kalangan seperti pengusaha dan profesional di bidangnya, serta pemegang paspor dari berbagai negara.
Bahkan jumlah propertinya terus bertambah. Yang terbaru, mereka membangun satu coworking space di Srilanka dan menyusul Thailand kemudian.
General Manager Ubud Area Outpost Jesse Alexander menyatakan bahwa pihaknya optimis usaha di bidang coworking space akan terus meningkat. “Hal itu bisa dilihat dari bertambahnya coworking space dan permintaan yang semakin meningkat,” tuturnya.
Jesse menambahkan, membuat penjualan terus meningkat menjadi tantangan utama di bisnis coworking space. Tantangan lainnya adalah membuat anggota nyaman dan mau kembali menggunakan layanan.
Beberapa tantangan tersebut bisa teratasi apabila pihak manajemen mau mendengar apa yang diinginkan konsumen. “Selalu membuat peningkatan dalam layanan dan membuat anggota kembali menggunakan layanan,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Ketik.co.id. jumlah digital nomad atau orang-orang yang dapat bekerja dari mana saja terus bertambah. Hal ini seiring meningkatnya wisatawan domestik dan mancanegara ke Bali. (data ada dalam grafis)
Selain itu, Iklim investasi di Indonesia, khususnya Bali, juga menunjukkan tren yang bagus. Pemerintah berupaya terus meningkatkan efisiensi dalam berbagai bentuk pelayanan terutama dalam memfasilitasi visa.
Dalam keterangan terpisah, pengamat pariwisata dan ekonomi kreatif Universitas Udayana I Putu Anom menyatakan bahwa pariwisata di Bali terus berevolusi. Ada berbagai daya tarik yang terus menjadi magnet bagi orang-orang untuk datang ke Bali.
Selain berlibur, salah satunya mereka datang untuk menekuni bidang industri kreatif. Ia menilai hal itu sebagai sesuatu yang menjanjikan bagi pariwisata dan perekonomian Bali. “Semoga ada dampak berkelanjutan dalam berbagai aspek,” terangnya. (*)