KETIK, SURABAYA – Dalam acara jumpa tokoh yang digelar oleh Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Timur di Dyandra Convention Center, Selasa (30/7/2024), Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menceritakan jika pramuka adalah organisasi yang selalu hadir saat terjadi bencana.
"Dimana ada bencana disitu ada pramuka. Pada saat tsunami 2004 disitu saya melihat pramuka. Penanggulangan bencana justru lebih banyak pentaheliknya atau masyarakat, salah satunya pramuka," jelas Adhy saat ditemui di acara jumpa tokoh, Selasa (30/7/2024).
Jumlah pramuka di Indonesia yang mencapai 28 juta anggota merupakan sumber daya yang sangat besar, yang bisa bermanfaat dalam upaya penanggulangan bencana. Jumlah pramuka Inovasi mencapai 58 persen dari jumlah pramuka di sekuruh dunia.
Oleh sebab itu dalam upaya pengembangan kompetensi pramuka dalam penanggulangan bencana, Pemerintah Provinsi (Pemprov ) Jawa Timur dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengunjungi sekolah guna membuat simulasi bencana disekolah. Hal ini merupakan suatu upaya untuk memberikan pendidikan kebencanaan kepada insan pramuka.
"Oleh karena itu kebijakan kami bagaimana BPBD menyatu dengan partisipan pendukung agar Pramuka bisa siap siaga bencana. Kami membuat kebijakan Kalaksa (kepala pelaksana) BPBD untuk mengunjungi sekolah guna membuat simulasi bencana disekolah," tambahnya.
Melihat pentingnya pramuka selama ini, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim akan terus melakukan penguatan terhadap anggota pramuka. Selain itu untuk di Jawa Timur, pramuka masuk dalam ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh para siswa. Hal ini tak lepas dari manfaat gerakan pramuka yang sangat besar.
"Dari awal sampai sekarang pramuka masuk kurikulum wajib karena manfaatnya yang besar. Pramuka juga akan menjadi agen penanggulangan bencana yang penting," pungkasnya.(*)