KETIK, JOMBANG – Tari remo boletan yang diikuti 41.112 penari mulai dari pelajar SD hingga SMU, para guru, dan jajaran OPD Pemkab Jombang, memadati Alun-Alun Kabupaten Jombang Selasa pagi (11/10). Kegiatan yang menjadi rangkaian acara Hari Jadi Kabupaten Jombang ke-112 itu pun berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia).
Selain di alun-alun, Tari Remo Boletan juga dilaksanakan di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim. Kegiatan juga dilakukan tersebar di 21 kecamatan di wilayah Kabupaten Jombang. Total Penari Remo Boletan tercatat sebanyak 41.112 orang.
Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab mengatakan, dengan tercatatnya kegiatan menari Remo Boletan di Rekor MURI ini, diharapkan bisa memacu semangat generasi muda untuk melestarikan kebudayaan khas Jombang. “Semoga dengan keberhasilan ini, tari Remo Boletan bisa menjadi salah satu kebanggan tersendiri. Bahwa ini budaya khas yang dimiliki Kabupaten Jombang,” ucap Mundjidah (11/10).
Bupati perempuan pertama Jombang itu menambahkan, kegiatan ini juga bisa menjadi kebanggaan dan modal awal untuk mengenalkan kesenian khas Jombang kepada anak-anak. “Sengaja kami melibatkan pelajar agar mereka kenal dengan budaya sendiri,” jelas Bupati berusia 74 tahun tersebut.
Perwakilan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), Sri Widayati, memberikan secara langsung penghargaan rekor MURI tersebut. Rekor itu berupa kegiatan pagelaran tari Remo Boletan dengan penari terbanyak se-Indonesia.
Penghargaan berupa piagam tersebut diberikan langsung Sri Widayati kepada Mundjidah. “Kami yakin tari remo ini tidak semata-mata mengejar rekor MURI. Tapi lebih pada menggelorakan semangat kebanggaan nasional. Demikian kami mengesahkan bahwa pagelaran tari remo boletan dengan penari sebanyak 41.112 peserta resmi tercatat di MURI,” tutur Sri Widayati.
Sri datang untuk mewakili langsung Jaya Suprana, founder rekor MURI. Dia mengucapkan selamat dan semoga bermanfaat. “Sungguh luar biasa dan penghargaan MURI kali ini saya berikan langsung kepada ibu Bupati Jombang Mundjidah Wahab,” pungkasnya.