KETIK, CIANJUR – Sebagai bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan dan mengenang jasa para pahlawan, SMA PGRI Takokak (SMAPTA) Cianjur menggelar acara yasinan dan doa bersama di Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur pada Selasa (15/8/2023).
Acara tersebut diikuti oleh seluruh siswa dan guru-guru SMAPTA. Diawali dengan pembacaan tawasul dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan surah Yasin serta ditutup dengan doa.
Dalam keterangannya, Staf Wakasek Kesiswaan, Deden Hermawan menuturkan bahwa acara ziarah dan bakti sosial membersihkan makam pahlawan seperti ini sudah rutin dilaksanakan setiap tahun.
"Salah satu tujuannya adalah untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan serta mendoakan mereka yang sudah berdarah-darah memperjuangkan kemerdekaan," katanya saat diwawancarai Ketik.co.id.
Ditemui secara terpisah, Kepala SMA PGRI Takokak, M. Rani Patty menjelaskan tentang pentingnya generasi penerus bangsa yang menghormati dan menghargai jasa-jasa para pejuang bangsa.
“Bentuk penghormatannya tentu bermacam-macam, yah. Yang paling sederhana buat kita di lingkungan sekolah adalah berziarah ke makam pahlawan yang kebetulan lokasinya tidak begitu jauh dari sekolah kita, membersihkan sampah dan rumput-rumputnya, mendoakan arwah mereka, mengenang jasa-jasa mereka, dan seterusnya,” ujarnya.
Menurut M. Rani, perjuangan para pahlawan belum usai sehingga harus dilanjutkan sesuai dengan tuntutan zaman, kemampuan, dan kapasitas masing-masing.
Sekolah bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi terpelajar yang membanggakan, berprestasi, kompetitif, berakhlak mulia, dan tentunya tak lupa terhadap jasa-jasa pahlawan.
“Saya yakin, apa yang kami lakukan ini menjadi sedikit hadiah bagi para pahlawan yang gugur di medan perang, juga bermanfaat sebagai pendidikan karakter, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme, serta sikap kepahlawanan siswa. Itulah sebagian nilai yang ingin kami tanamkan pada jiwa anak-anak di sekolah kami,” imbuhnya.
Acara yang dipimpin oleh guru-guru PAI ini pun berlangsung khidmat. Dalam doanya, Ustadz Tatam Wijaya menyampaikan, semoga arwah para pejuang mendapat tempat terbaik di sisi Allah swt, diampuni dosa-dosanya, ditetapkan iman islamnya, dan dilapangkan di alam barzakhnya.
"Semoga doa yang kita panjatkan dikabulkan Allah dan keberkahannya dilimpahkan kepada arwah para pejuang kemerdekaan,” harapnya.
Sebagaimana dilansir arsipindonesia.com, Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu terdapat 71 nisan putih berbaris di atas tanah tinggi yang banyak ditumbuhi pepohonan rasamala. Tak seperti kuburan pada umumnya, nisan-nisan putih itu sama sekali tak bertuliskan apa-apa.
Deretan nisan itu merupakan makam para pejuang perang yang dibunuh kaum penjajah saat memasuki wilayah Takokak, Cianjur Selatan.
Pada awalnya, tulang-tulang mereka berserak begitu saja di hutan-hutan, rimbun pepohonan, dan jurang-jurang curam yang ada di kaki Gunung Malang, Puncak Bungah, Pasir Tulang, Ciwangi, dan sekitarnya.
Namun atas inisiasi para veteran Siliwangi setempat dan kemurahan hati para penduduk Takokak, pada tahun 1985 tulang-tulang dan kerangka para pejuang yang tak dikenal itu dikumpulkan lalu dipindahkan ke sebuah lahan milik Dinas Kehutanan di Desa Pasawahan. Warga setempat kemudian menyebutnya dengan Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu.
Belakangan, melihat besarnya potensi wisata alam dan indahnya kawasan Taman Makam Pahlawan ini, Pemerintah Desa Pasawahan tak tinggal diam.
Pada awal 2019, taman makam tersebut disulap menjadi tempat wisata alam yang asri dan sejuk, serta selalu ramai dikunjungi warga yang hendak melepas penat, terutama di akhir pekan.
Tak heran jika tempat yang semula sepi ini, sekarang menjadi kawasan indah, teduh, dan asyik untuk bersantai bersama keluarga. (*)