KETIK, HALMAHERA SELATAN – Di tengah-tengah Tenaga Kerja Asing (TKA) dan lokal, tiga pemuda ini tampil sebagai juara di karnaval dalam rangka menyambut Idul Adha yang digelar PT. Halmahera Jaya Feronikel (HJF) Harita Grup Obi, Rabu (28/6/2023) lalu.
Ketiga pemuda tersebut merupakan karyawan di perusahan tambang Harita Grup. Mereka adalah Parman, Mujais, dan Didi yang tinggal satu kampung tepatnya di Desa Kupal, Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan.
Selain bekerja di perusahaan, ketiga pemuda ini mencoba melestarikan budaya dengan menampilkan tarian perang khas Maluku Utara yaitu tarian Soya-Soya yang berasal dari suku Kayoa Halmahera Selatan.
Alhasil, tarian itu lah yang membawa mereka bertiga keluar sebagai pemenang dalam karnaval tersebut.
Kepada Ketik.co.id, Parman, salah satu anggota tarian Soya-soya mengatakan kecintaannya kepada budaya tak bisa dipisahkan dari tiap pribadi.
Parman, Mujais, dan Didi (berdiri) saat menerima anugerah penghargaan dari panitia Karnaval HJF. (Foto: Mursal Bachtiar/Ketik.co.id)
Bagi Parman, budaya dan sejarah merupakan jati diri yang harus dikenalkan kepada siapa saja. Apalagi budaya lokal yang harus diketahui dan dimaknai sejarahnya oleh masyarakat, termasuk warga asing.
"Kami tak hanya ingin jadi pemenang dalam Karnaval. Lebihnya, kami ingin budaya kami lebih dikenal. Ini bentuk pelestarian budaya agar setiap orang tahu jati diri kami yang sebenarnya, kata Parman, Jumat, (30/6/2023).
Parman berharap, apa yang dilakukanya bisa menjadi contoh bagi yang lain. "Harapan kami, ini bisa menjadi contoh. Tak hanya di perusahaan kami bekerja, di seluruh tempat di mana berada, budaya dan tarian seperti ini harus dilestarikan," pungkas Parman. (*)