KETIK, TUBAN – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan Safari Ramadan di Kabupaten Tuban. Khofifah melanjutkan jelajah masjid legendaris dengan mengikuti salat tarawih di Masjid Agung Tuban dilanjutkan berziarah ke makam Sunan Bonang pada Kamis (31/3/2023).
Masjid Agung Tuban dibangun dengan menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga, sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom. Pola ini seakan terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol.
Masjid tersebut didirikan pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo atau yang dikenal dengan Syeh Abdurrahman, Bupati Tuban ke-7. Kapan pendirian masjid tersebut tidak tercatat secara pasti, namun diperkirakan pada abad ke-15 karena Adipati Raden Ario Tedjo berkuasa sekitar 1401-1419.
"Masjid ini adalah bagian dari bukti kejayaan Islam pada zaman kerajaan majapahit," kata Gubernur Khofifah.
Masjid yang merupakan salah satu masjid pertama di Jawa yang memakai kubah. Masjid ini sempat mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama kali dilakukan tahun 1894, yakni pada masa pemerintahan Raden Toemengoeng Koesoemodiko (Bupati ke-35 Tuban).
Gubernur Khofifah saat berziarah di makam Sunan Bonang.( Foto: Humas Pemprov Jatim)
Selain itu Khofifah mengunjungi komplek makam Sunan Bonang yang berlokasi tak jauh dari Alun-Alun dan Masjid Agung Tuban yang tak pernah sepi peziarah. Termasuk para jemaah salat tarawih yang selalu memenuhi Masjid Agung Tuban.
Sebagai salah satu ulama Wali Songo, Sunan Bonang adalah sosok penebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi. Lahir pada 1465 M di Surabaya, pendidikan Islam diperolehnya pertama kali dari ayahnya yakni Sunan Ampel di Pesantren Ampeldenta. Sejak kecil, Sunan Ampel sudah mempersiapkan putranya itu sebagai penerus untuk mensyiarkan ajaran Islam di bumi Nusantara.
Sunan Bonang berdakwah dengan menggunakan musik yang dialunkan lewat gamelan buatannya. Hal ini bukan tanpa alasan. Beliau memilih untuk berdakwah dengan musik supaya mudah diterima oleh masyarakat Jawa pada masa itu tanpa adanya paksaan.
Dari penggalan sejarah tersebut, Gubernur Khofifah mengakui bijaknya praktik dakwah kultural yang dilakukan Sunan Bonang. “Berdakwah tanpa paksaan ini sangat bijak. Kreativitas dalam mengemas ajaran dakwah Islam dalam sebuah kesenian tradisional yang indah dan dekat dengan masyarakat patut kita jadikan teladan,” katanya
Gubernur Khofifah juga menyebutkan bahwa Sunan Bonang adalah simbol harmonisasi antar umat beragama. Hal tersebut tampak dari adanya sejumlah tempat ibadah di sekitar alun-alun Tuban yang hingga kini masih berdiri tegak dan digunakan untuk beribadah. Bangunan masjid, klenteng, pura dan gereja yang membentuk seperti kompleks tersebut telah dibangun sejak jaman Sunan Bonang.
“Ajaran beliau dalam merajut kerukunan dan perdamaian antar umat beragama ini masih relevan hingga sekarang. Ini yang harus kita teladani dan terapkan dalam kehidupan sekarang. Meski berbeda-beda, tapi tetap satu,” pungkasnya.(*)