KETIK, JAKARTA – Rusia meminta Amerika Serikat menghentikan "penerbangan bermusuhan" di dekat wilayahnya. Itu setelah jet tempur Su-27 milik Moskow bertabrakan dengan drone AS di Laut Hitam.
"Kami berasumsi Amerika Serikat akan menahan diri dari spekulasi lebih lanjut di media dan menghentikan penerbangan di dekat perbatasan Rusia," kata Duta Besar Rusia di AS, Anatoly Antonov, melalui akun Telegramnya, Rabu (15/3).
"Kami menganggap tindakan apa pun dengan penggunaan persenjataan AS sebagai tindakan bermusuhan secara terbuka," ucap Antonov lagi.
Insiden ini terjadi ketika dua jet tempur Su-27 Rusia berupaya mencegat drone MQ-9 milik AS yang diklaim Washington sedang terbang di ruang udara internasional.
Rusia memandang insiden itu sebagai bentuk provokasi AS.
"Kami memandang insiden ini sebagai bentuk provokasi," kata Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, kepada kantor berita RIA seperti dikutip Reuters.
Kementerian Pertahanan AS mengklaim drone MQ-9 jatuh ke Laut Hitam setelah SU-27 Rusia menghantam baling-balingnya. Konfrontasi ini merupakan yang pertama antara militer AS-Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina berlangsung.
Namun, Rusia membantah ada kontak yang dilakukan jet tempurnya dan mengatakan drone AS jatuh sendiri setelah "manuver tajam".
Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, transponder drone AS itu mati ketika terbang. Awak jet tempur Rusia pun mendekati drone itu untuk proses identifikasi.
"Karena manuver tajam, kendaraan udara nirawak itu tak terkendali dan kehilangan ketinggian, kemudian bertabrakan dengan permukaan air," demikian pernyataan Kemhan Rusia.
Pernyataan itu berlanjut, "Rusia tidak menggunakan senjata, tak kontak langsung dengan drone itu, dan kembali dengan selamat ke pangkalan mereka," tambah mereka.
Akibat insiden ini, Kementerian Luar Negeri AS memanggil Antonov. Ia mengaku pertemuannya dengan pihak Kemlu AS bersifat "konstruktif".
Antonov juga mengklaim pihak AS tidak membahas kemungkinan "konsekuensi" bagi Moskow terkait insiden ini.
"Bagi kami, kami tidak ingin ada konfrontasi antara Amerika Serikat dan Rusia. Kami mendukung pembangunan hubungan pragmatis untuk kepentingan rakyat Rusia dan Amerika," kata Antonov. (*)