KETIK, JAKARTA – Membuka perdagangan di awal Maret, Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau turun di level Rp15.261 per dolar AS pada Kamis (2/3) pagi. Nilai ini melemah 26,5 poin atau 0,17 persen dari perdagangan sebelumnya.
Penurunan ini disusul oleh beberapa mata uang negara Asia seperti, yen Jepang yang melemah 0,12 persen, baht Thailand melemah 0,30 persen, dan yuan China melemah 0,26 persen, dolar Singapura melemah 0,11 persen dan dolar Hong Kong terpantau menguat 0,01 persen. Sedangkan peso Filipina justru menguat 0,12 persen disusul won Korea Selatan menguat 0,40 persen.
Hal berbeda terjadi pada mata uang utama negara maju yang kompak bergerak di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,016 persen, poundsterling Inggris melemah 0,19 persen, dan franc Swiss melemah 0,18 persen. Lalu, dolar Australia melemah 0,33 persen, dan dolar Kanada melemah 0,16 persen.
Dilansir dari CNN Indonesia, Senior Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan harga rupiah bakal tertekan di sepanjang perdagangan hari ini karena penurunan imbal hasil obligasi AS.
"Harga rupiah diperkirakan akan tertekan oleh naiknya imbal hasil obligasi AS dengan timbal 2 tahun mencatat rekor tertinggi baru sejak Juli 2007," ujarnya.(*)