KETIK, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa merespon santai ketika mengetahui penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruang kerjanya di lingkungan Pemprov Jatim.
"Prinsip Pemprov (Jatim) siap membantu data yang dibutuhkan KPK," kata Khofifah, dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (21/12/2022).
Orang nomor satu di Jatim ini mengaku baru mengetahui penggeledahan ruangannya dari berita di media mainstream. Seharian ini Khofifah menyebut sedang ada rapat koordinasi full seharian dengan berbagai instansi.
Ia rapat koordinasi tentang realisasi anggaran dengan kepala OPD Jatim. Setelah itu, Khofifah lanjut rapat dengan Kapolda Jatim, Kapolres, Forkopimda, dan elemen instansi vertikal (PLN, Pertamina, BMKG, Basarnas, dan tokoh agama) dalam rangka persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
"Pak Wagub (Emil Dardak) juga sedang tugas di Jakarta tadi," lanjutnya.
Sementara itu, Pakar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo, menilai bahwa pemeriksaan KPK di Gedung Pahlawan merupakan hal lumrah.
"Saya kira ini peristiwa biasa, lumrah karena memang pemerintahan itu kan antara legislatif dan eksekutif. Itu kan rangkaian dengan penangkapan anggota dewan," ungkap Suko, ketika dikonfirmasi Ketik.co.id.
Lebih lanjut, Suko menjelaskan bahwa KPK melakukan cross check apakah kasus yang menjerat anggota lembaga legislatif tersebut memiliki relasi dengan jajaran eksekutif.
"Cross check mungkin di sana apakah ada relasinya dengan pihak eksekutif. Namanya cross check? Kalau nggak ada ya aman-aman saja. Itu hal biasa sih," tandasnya.
Lantas, apakah ada indikasi kecurigaan KPK terhadap eksekutif dalam hal ini Gubernur dan Wagub Jatim?
"Oh jauh dari itu. Itu kan menurut saya karena ada peristiwa sebelumnya. Mereka pengembangan, mencari informasi. Itu dalam rangka kelengkapan informasi. Nggak sampe kepada kecurigaan yang berlebihan," tutur Suko.
Menurut Suko, lembaga anti rasuah tersebut tengah menjalankan tupoksinya. Sehingga memerlukan pengumpulan data lebih lanjut.
"Kalau ada info-info, mereka akan terus melakukan pengumpulan data. Saya kira itu hanya pemeriksaan yang lumrah saja, biasa saja. Information seeking. Jauh dari indikasi dugaan," ucap Suko.
Berdasarkan pantauan jurnalis Ketik.co.id di lapangan, para penyidik KPK terlihat masuk ke dalam ruangan Gubernur Jatim sekitar pukul 17.00 WIB. Setidaknya ada empat orang yang masuk dalam ruangan tersebut.
Kemudian, penyidik keluar dari ruangan itu sekitar pukul 17.30 WIB. terlihat hanya dua orang yang keluar, sementara dua orang lainnya masih berada di dalam.
Mereka berjalan masuk ke dalam ruangan Sekertaris Daerah Provinsi Jatim. Tak berapa lama, sejumlah petugas keluar dari ruangan Sekdaprov kemudian berjalan memasuki ruangan Wakil Gubernur Jatim. Setidaknya ada lebih dari lima orang masuk dalam ruangan tersebut.
Selain ruangan Gubernur dan Wakil Gubernur, ruangan lain di Kantor Jalan Pahlawan ini juga diobok-obok KPK. Mereka masuk ke dalam gedung Sekretariat Provinsi Jawa Timur.
Seperti diberitakan sebelumnya, Penyidik KPK telah melakukan penggeledahan di kantor DPRD Jatim sejak Senin (19/12/2022) dan Selasa (20/12/2022). Hasil pemeriksaan itu mereka membawa enam koper.
Untuk diketahui, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak telah ditetapkan sebagai tersangka suap dana hibah. Ia diduga menerima aliran dana Rp5 miliar dalam kasus ini.
Bukan hanya Sahat, ada tiga orang lain yang juga ditetapkan tersangka oleh KPK. Mereka adalah staf ahli Sahat, Rusdi, Kepala Desa Jelgung Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang sekaligus selaku Koordinator Pokmas, Abdul Hamid dan Koordinator lapangan pokmas, Ilham Wahyudi.(*)