KETIK, SIDOARJO – Pembangunan Gedung Pusat Terpadu (GPT) RSUD Sidoarjo menunjukkan perkembangan positif. Hingga Selasa (22/8/2023), progres proyek GPT mencapai 11,228 persen atau lebih cepat 3 persen dari target. Pemasangan tiang pancang bangunan setinggi 7 lantai tersebut hampir rampung.
”Dari total 196 tiang pancang, tinggal 59 tiang lagi,” kata Budi Susanto, pelaksana proyek pembangunan GPT RSUD saat ditemui di lokasi proyek pada Selasa (22/8/2023).
Dia memperkirakan, pemasangan tiang pancang akan selesai paling lama sekitar 10 hari lagi. Bahkan, akhir Agustus, tahap tersebut bisa selesai. Setelah itu, pekerjaan proyek akan berlanjut pada tahap-tahap lain pembangunan gedung.
Menurut rencana, GPT RSUD Sidoarjo ini bakal difungsikan untuk perkantoran manajemen rumah sakit, ruang pertemuan, klinik-klinik pelayanan, maupun pusat diagnostik terpadu yang akan melayani beragam pemeriksaan kesehatan dalam satu gedung.
Komisi C DPRD Sidoarjo saat meninjau pembangunan Gedung Pusat Terpadu (GPT) di RSUD Sidoarjo pada pertengahan Agustus 2023. (Foto: Komisi C DPRD Sidoarjo)
Pada pertengahan Agustus lalu, Komisi C DPRD Sidoarjo mengunjungi proyek pembangunan GPT yang didanai oleh APBD Kabupaten Sidoarjo pada 2023 tersebut. Komisi bidang pembangunan dan lingkungan ini, saat itu, meminta pelaksana proyek menunjukkan hasil uji lab besi-besi untuk proyek.
”Kami minta kualitas besi itu dijamin. Dengan hasil uji laboaratorium yang kredibel,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Anang Siswandoko.
DPRD, lanjut Anang, ingin memastikan proyek yang sangat penting bagi pelayanan kesehatan masyarakat ini berjalan sesuai rencana. Baik waktu maupun kualitasnya. Sudah telanjur digunakan ternyata tidak sesuai dan harus dibongkar.
”Jangan sampai nanti penggunaan besi untuk konstruksi tidak sesuai dengan standar dalam rencana anggaran biaya (RAB),” tambah legislator Partai Gerindra tersebut pada Selasa (22/8/2023).
Wakil Direktur Umum dan Pendidikan RSUD Sidoarjo dr Syamsu Rahmadi Sp.S, didampingi oleh Sokhib sebagai pejabat pembuat komitmen (PPKom), memastikan hasil uji lab itu sudah turun. Di antaranya, hasil uji lab dari ITS Surabaya. Hasilnya telah sesuai spesifikasi.
RSUD Sidoarjo, lanjut dr Syamsu Rahmadi, membangun gedung-gedung layanan baru agar peningkatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Sidoarjo jauh lebih baik. Poli-poli subspesialis sudah disiapkan. Sumber daya manusianya pun telah berangkat untuk studi.
Saat ini, saja RSUD Sidoarjo, telah memfungsikan layanan kanker terpadu. Masyarakat Sidoarjo tidak perlu berlama-lama lagi antre di RSUD dr Soetomo Surabaya.
RSUD Sidoarjo berupaya untuk bisa naik menjadi kelas A pada akhir 2023 ini. Selanjutnya RSUD Sidoarjo Barat bisa naik kelas dari kelas C ke kelas B. Lalu, puskesmas-puskesmas menjadi kelas C.
Selain gedung pusat terpadu GPT, RSUD Sidoarjo juga berencana membangun lagi gedung baru 5 lantai di sebelah GPT. GPT 7 lantai sudah dibiayai APBD Rp 70 miliar. Sedangkan gedung 5 lantai direncanakan dibangun dengan anggaran pinjaman dari bank senilai Rp 60 miliar. Anggarannya sudah dibicarakan dan disetujui.
Gedung baru 5 lantai itu diproyeksikan mampu meningkatkan rumah sakit dengan tambahan 50 bed lagi. Selain itu, ada laboratorium patologi klinik, mikrobiologi, anatomi, pusat farmasi, dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan akan lebih tajam. Penyakit dalam, misalnya, ada layanan pengobatan ginjal sendiri, hipertensi sendiri, rheumato sendiri, endoksin, dan lain-lain.
”Saraf saja nanti bukan hanya saraf. Stroke sendiri, pain sendiri, epilepsi sendiri. Seperti itu,” tambah dr Syamsu Rakhmadi.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Emir Firdaus mengatakan, DPRD memang telah menyetujui pinjaman Rp 60 miliar oleh RSUD Sidoarjo. Utang tersebut akan dibayar sesuai kemampuan RSUD sebagai badan usaha layanan daerah (BLUD).
”Sudah dihitung. RSUD Sidoarjo mampu membayarnya,” kata legislator Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. (*)