KETIK, MALANG – Wahyu Widianto (62) warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang dikabarkan meninggal dunia setelah mendapatkan penolakan dari Rumah Sakit Hermina pada Senin (11/3/2024) malam.
Pihak rumah sakit diduga menolak pasien yang tengah dalam kondisi kritis tersebut lantaran bed yang sedang penuh.
Dengan menggunakan becak motor (bentor) untuk sampai ke lokasi, pihak keluarga sempat memohon agar rumah sakit dapat dilakukan pengecekan kondisi Wahyu.
Anak pertama Wahyu yakni Romadhoni menjelaskan sempat ada petugas rumah sakit yang melakukan pengecekan pupil mata dan denyut nadi.
"Kita menunggu lama terus baru ditangani, karena ada mobil ambulan relawan akhirnya mereka yang menangani," ujar Dhoni, Selasa (12/3/2024).
"Baru setelah itu pihak rumah sakit entah dokter atau perawat tiba-tiba langsung memeriksa bapak tapi hanya mata dan denyut nadi. Tidak bicara apa-apa, langsung balik lagi ke ruangan," sambungnya.
Pihak keluarga bahkan sempat meminta rumah sakit untuk menyediakan ambulan supaya Wahyu dapat dibawa ke RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) namun tidak mendapatkan izin. Akhirnya digunakanlah mobil ambulan dari relawan Es Teh Hangat, yang telah memberikan pengecekan saturasi kepada pasien.
"Karena waktu itu sudah crowded dan kita gak dikasih mobil ambulan dari sana (RS Hermina). Kebetulan ada mobil relawan akhirnya pakai itu. Itu mungkin, makanya dari pihak rumah sakit ngeluarin perawat atau siapa itu," tambahnya.
Dhoni menyampaikan bahwa keluarganya telah mengikhlaskan kepergian ayahandanya tercinta. Kendati demikian ia menyayangkan bahwa tidak ada permintaan maaf dari pihak rumah sakit.
"Kita pihak keluarga sudah mengikhlaskan. Kita cuma menyayangkan saja pihak RS Hermina tidak ada minta maaf ke kita. Kita gak mau panjang soalnya almarhum pasti tidak akan tenang kalau kita berlalu lalang gitu," lanjutnya.
Ia juga menambahkan bahwa diperkirakan ayahnya telah meninggal ketika perjalanan menuju RSSA. Sesampainya di RSSA, dokter langsung masuk ke ambulan untuk memeriksa kondisi Wahyu.
"Di RSSA itu belum diturunkan dari ambulans. Jadi ada dokter UGD yang langsung masuk ke ambulans, dan bapak diperiksa. Terus dibilangin kalau ternyata sudah meninggal. Jadi Bapak saya belum sampai turun dari ambulans," katanya.
Sementara itu Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuliningsih mengaku tidak tinggal diam saat pasien sampai di rumah sakit. Pihaknya telah mengerahkan dokter untuk memeriksa kondisi pasien.
"Kami tidak tinggal diam, pasien tersebut sudah diperiksa oleh dokter kami yang saat itu memakai baju biasa, tidak memakai baju snelli. Saat datang ke sini memang kondisi pasien sudah kritis," jelasnya.(*)