KETIK, SURABAYA – Dirut Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan (PD RPH) Kota Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho mengaku masih mencari 2 orang yang bertanggung jawab terhadap beredarnya video viral proses penyembelihan di RPH Pegirian Surabaya.
Pihaknya saat ini sedang menyusun kronologi terkait kejadian sebenarnya untuk diserahkan ke Polres Tanjung Perak atas tuduhan menyebarkan berita bohong atau hoaks.
"Jadi kami saat ini sedang menyusun kronologi untuk melihat runtutan kejadian yang sebenarnya. Setelah itu akan kami serahkan ke Polres Tanjung Perak," terang Fajar, Rabu 26 September 2024.
"Motifnya jelas, kalau melihat videonya ini jelas direncanakan. Ada bumbu kalimatnya itu loh bahwa sekali tembak langsung jatuh. Ini enggak benar," imbuhnya
Pelaporan ini dilakukan karena kedua pelaku yang berinisial DS dan JR memiliki indikasi ingin menyebarkan berita hoaks kepada publik. Kedua pelaku tersebut merupakan tim stunner dari supplier sapi yang bekerja sama dengan RPH Surabaya.
"Dari supplier ini yang kami ketahui hanya satu koordinator. Nah koordinator ini sendiri punya tim yang mana memang beberapa hari bisa berganti orang," tambahnya.
Fajar sendiri mengakui jika kedua pelaku di video tersebut merupakan orang yang tidak dikenalnya. Setelah viralnya video tersebut dirinya langsung mengumpulkan semua petugas stunner, dan diketahui jika kedua orang di video tersebut sudah tidak bekerja selama satu bulan.
"Jadi kemarin saya kumpulkan para stunner itu dan mereka mengatakan yang bersangkutan sudah tidak bekerja sebulan yang lalu," pungkasnya.
Hingga kini pihak RPH Surabaya masih menelusuri dan mencari kedua orang petugas stunner dengan inisial DS dan JR tersebut. Keberadaan keduanya tidak diketahui setelah viralnya video penyembelihan di RPH Surabaya yang cukup menggemparkan publik.
"Hingga saat ini kita masih belum tahu keberadaannya. Ini masih kita cari sembari kita bikin laporan ke polisi," pungkasnya.(*)