KETIK, SURABAYA – Film Yang (Tak Pernah) Hilang adalah sebuah film dokumenter yang secara substantif menceritakan tentang perjuangan, pengorbanan hingga penculikan dua aktivis mahasiswa asal Universitas Airlangga Surabaya, yakni Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah.
Melalui film ini diharapkan menjadi pemantik khalayak, khususnya generasi muda agar mempunyai referensi historis tentang otoritarianisme Orde Baru.
Selain itu, sebagai upaya advokasi agar pemerintah segera menyelesaikan seadil-adilnya kasus penghilangan paksa aktivis pro-demokrasi pada 1998 tersebut.
Acara Grand Launching Film Yang (Tak Pernah) Hilang dibuka langsung oleh Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA.,. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Untag Surabaya sebagai Kampus Merah Putih sudah selayaknya melahirkan generasi penerus bangsa yg patriotik dan peduli terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
"Agar mahasiswa Untag Surabaya terus menjadi pelopor agent of change dalam konteks penegakan HAM dan kemanusiaan," ucapnya ditulis pada Kamis, (7/3/2024).
Produser film yang juga Koordinator IKOHI Jatim Dandik Katjasungkana, menyampaikan bahwa film Yang (Tak Pernah) Hilang sudah digagas mulai tahun 2019. Tapi karena kendala pandemi covid 19 serta kekurangan dana, proses awalnya mengalami stagnasi.
Dirinya memaparkan produksi film ini membutuhkan biaya besar, terutama untuk biaya perjalanan dan wawancara para narasumber di lima kota.
"Surabaya, Malang, Jakarta, Jogjakarta dan yang paling jauh di Pangkal Pinang, Pulau Bangka, tempat lahir Herman,” kata Dandik.
Persoalan makin bertambah dan membuat seluruh crew film mengalami kesedihan mendalam, ketika sang penggagas film, Hari Nugroho, meninggal dunia pada tahun 2020.
Di tengah berbagai kesulitan dan kebuntuan yang dihadapi, pada tahun 2022, Dandik bertemu dengan Muni Moon dan Anton Subandrio yang berprofesi sebagai videomaker. Dari pertemuan itulah, produksi film tersebut mulai dijalankan lagi.
Dalam hal pembiayaan, sejak awal, dirinya mengupayakan kemandirian. patungan, memproduksi kaos #KawanHermanBimo sebagai fundraising dan menerima sumbangan dari berbagai pihak.
"Pihak yang peduli pada advokasi kasus penghilangan paksa aktivis pro-demokrasi 1998," sambung Dandik.
Film Yang (Tak Pernah) Hilang tidak hanya berkisah tentang kasus penculikan Herman dan Bima, namun juga merekonstruksi kisah hidup mereka sejak kecil di mata keluarga, orang tua, kerabat, kawan sekolah dan masa kuliah, kawan sesama aktivis, dosen, hingga aktivis partai politik.(*)